Baca Juga: Bukan Hanya di Bandung, Ini 4 Tempat Wisata di Jawa Barat yang Mengusung Konsep Ala Negeri Dongeng
Begitupun saat berkunjung ke Universitas Bina Nusantara beberapa waktu lalu, LPS mendorong pentingnya literasi keuangan di masyarakat, utamanya di kalangan generasi muda.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, LPS bersama dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang lain seperti Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab untuk meningkatkan literasi keuangan kepada generasi muda.
“Akses ke jasa keuangan besar, tetapi literasi keuangan belum begitu bagus. Oleh karenanya, masih banyak masyarakat yang tertipu investasi bodong,” kata Purbaya.
Menurutnya, masih banyaknya masyarakat yang tertipu oleh investasi bodong karena memang literasi keuangan atau pengetahuan kita mengenai keuangan belum cukup bagus.
“Apa yang kita hadapi saat ini adalah inklusi keuangan tinggi, namun literasi keuangan masih perlu ditingkatkan,” katanya.
“Kami menginginkan masyarakat yang memiliki akses keuangan yang luas disertai dengan pemahaman yang baik atas risikonya, untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif sangat diperlukan peningkatan literasi keuangan di masyarakat, terutama di kalangan generasi muda,” ujarnya.
Ia menjelaskan, banyak manfaat yang didapat dari meningkatnya literasi keuangan di masyarakat khususnya bagi generasi muda, antara lain masyarakat mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan.
“Kemudian memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik dan yang terpenting dapat terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas,” katanya.