Gerhana Matahari Total Terjadi 8 April 2024? Simak Ciri-Ciri dan Dampaknya!

- 4 April 2024, 19:30 WIB
Ciri-ciri dan dampak gerhana matahari total.*/Dkosig/Pixabay
Ciri-ciri dan dampak gerhana matahari total.*/Dkosig/Pixabay /

Durasi Gerhana Matahari

Bulan akan menutupi Matahari selama 4 menit dan 28 detik, sebuah fenomena langka yang biasanya terjadi di berbagai wilayah di seluruh dunia, tetapi kali ini akan melintasi beberapa kota besar seperti Dallas, Indianapolis, dan Cleveland. Hal ini menjanjikan pengalaman luar biasa bagi penduduk kota-kota tersebut yang jarang memiliki kesempatan untuk menyaksikan gerhana matahari total secara langsung.

Baca Juga: Tips Mudik Lebaran 2024 yang Aman, Wajib Diperhatikan Bagi Pemudik dengan Kendaraan Roda Dua

Bagi mayoritas dari 40 juta penduduk yang tinggal di wilayah yang terkena dampak Gerhana Matahari ini, kemungkinan akan menjadi peristiwa langka yang hanya dialami sekali seumur hidup. Namun, perlu diingat bahwa gerhana matahari adalah hasil dari pola jangka panjang yang berulang dalam rentang waktu yang jauh lebih besar daripada kehidupan manusia.

Semua gerhana matahari termasuk dalam kategori yang disebut Saros. Setiap 223 siklus bulan atau orbit bulan mengelilingi Bumi, bayangan bulan yang hampir identik diproyeksikan ke permukaan Bumi sehingga menyebabkan terjadinya gerhana. NASA memantau fenomena ini yang terjadi setiap 6.585,3 hari, atau setara dengan 18 tahun, 11 hari, dan 8 jam.

Baca Juga: Jangan Lengah! Kasus DBD Masih Melonjak Naik, Berikut Langkah Antisipasinya Sebelum Terlambat

Delapan jam tersebut memiliki signifikansi yang besar. Ini mengindikasikan bahwa tiga gerhana matahari yang berurutan dalam siklus Saros terjadi di wilayah yang berbeda satu per tiga bagian dari permukaan Bumi.

Akibat Melihat Gerhana Matahari Secara Langsung

Dikutip dari situs resmi Kemenkes, Menurut Dr. dr. Lutfah Rif'ati, Sp.M, seorang dokter mata, selama gerhana matahari total berlangsung, melihat ke arah matahari relatif aman. Namun, risiko yang signifikan muncul saat melihat matahari sebelum dan segera setelah gerhana mencapai fase total, yang dapat berpotensi menyebabkan kerusakan pada retina.

Saat terjadi gerhana, matahari memancarkan radiasi inframerah yang dapat memberikan efek panas pada mata, radiasi ultraviolet (UV), dan cahaya biru yang berlebihan. Efek panas dari radiasi inframerah ini dapat terasa serupa dengan yang terjadi ketika kita memusatkan cahaya matahari menggunakan lensa pembesar di atas kertas. Dr. Lutfah Rif'ati menegaskan bahwa mata kita dapat mengalami kerusakan jika terpapar cahaya matahari secara langsung, terutama jika kita menggunakan alat bantu yang tidak tepat seperti lensa pembesar tersebut.

Baca Juga: Link Live Streaming Sinetron Aku Mencintaimu Karena Allah Kamis 4 April 2024: Raja Semakin Menjadi-jadi

Lanjutnya, Dr. Lutfah Rif'ati mengungkapkan bahwa risiko yang sering kali kurang dipahami adalah dampak dari radiasi cahaya biru. Radiasi ini dapat berkontribusi pada kerusakan biokimia pada sel reseptor dan lingkungannya di dalam jaringan saraf sensitif mata. Terlalu banyak paparan cahaya biru, bersamaan dengan radiasi sinar UV yang berlebihan dan panas inframerah dari matahari, dapat menyebabkan kerusakan mata yang tidak dapat pulih. Hal ini menekankan pentingnya melindungi mata dari paparan langsung sinar matahari, terutama selama peristiwa seperti gerhana.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah