Pro Kontra Revisi RUU Pemilu

4 Februari 2021, 12:44 WIB
Sekretaris DPD Golkar Kota Tasikmalaya Eries Hermawan S.Kom. /


KABAR PRIANGAN - Sejumlah partai politik merespon pilihan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menolak rencana revisi UU Pemilu. Mereka ingin tetap melaksanakan Undang-undang Pemilihan Umum dan Undang-undang Pilkada yang sudah ada.


Artinya, mengacu pada UU Pemilu yang ada, pemerintah Indonesia akan meniadakan pilkada serentak tahun 2022 dan 2023. Pilkada baru akan digelar pada tahun 2024 dan di tahun yang sama akan digelar pula penyelenggaraan Pileg dan Pilpres.


Nah dalam rentang waktu hingga 2024, bagi daerah yang masa jabatan Kepala Daerahnya telah habis, akan dijabat oleh pelaksana tugas (Plt) yang ditunjuk oleh Kemendagri. Contohnya di Kota Tasikmalaya, masa jabatan kepemimpinan Budi-Yusuf akan habis pada tahun 2022.

Baca Juga: Pergerakan Tanah, Ratusan Warga Terpaksa Mengungsi


Artinya, jika Revisi RUU pemilu ditolak, maka dari tahun 2022 hingga 2024, Kota Tasikmalaya akan dipimpin oleh Plt Wali Kota. Pejabat yang ditunjuk menjadi Plt wali kota, akan ditunjuk oleh Mendagri.


Sekretaris DPD Golkar Kota Tasikmalaya Eries Hermawan S.Kom mengaku sangat menyayangkan sikap pemerintah, dalam hal ini kemendagri yang menolak revisi RUU Pemilu. Menurutnya, bila pemerintah bersikukuh menggelar Pilkada di tahun 2024, maka lebih dari 200 kepala daerah yang jadi petahana akan kehilangan peluang strategis untuk meraih kemenangan pada pilkada selanjutnya.


Kota Tasikmalaya sendiri merupakan satu daerah yang terdampak bila UU Pemilu lama yang tetap dijadikan pedoman. "Tentunya akan terjadi masa yang cukup lama membangun opini dan citra partai. Kemudian dalam rentang dua tahun, tidak ada posisi nilai tawar yang kuat untuk masyarakat yang dipimpin Plt atau Pjs. Sebab PLT atau PJS kan kewenangannya terbatas seperti yang terjadi di kota Tasik saat iniu," ujar Eries usai mengikuti zoom metting dengan DPD Jabar dalam membahas RUU itu, Rabu (3/2) di Kantor DPD Golkar Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit dan Tarif Rumah Sakit, Picu Inflasi Kota Tasikmalaya Bulan Januari 2021
Di luar itu, Golkar juga mengkhawatirkan bahwa ajang pemilu justru kembali menambah daftar korban masyarakat yang jadi petugas KPPS. Karena kalau RUU revisi ditolak, maka pemilu akan dilakukan serentak di tahun 2024.


Seperti di pemilu 2019 lalu, dimana pemilu digelar bersamaan antara pilpres dan pileg, banyak petugas KPPS yang jadi korban karena kecapaian. "Tak terbayang pula tugas KPU dalam penyelenggarannya cukup banyak hingga potensi kesalahan dalam merekap data dan laiinya terjadi karena dikejar waktu," kata dia.


Terkait itu dalam zoom metting, Golkar tetap merekomendasikan agar pilkada tetap digelar tahun 2022. Sebab salah satu prasarat demokratis adalah terjadinya pertukaran elite berkuasa (kepala daerah) secara reguler.

Baca Juga: Arga, Kepala Desa Termuda di Kabupaten Ciamis

Hoki PDIP
Di tempat terpisah, Ketua DPC PDI-P, H.Muslim, M.Si mengaku tak mempersoalkan pelaksanaan pilkada di Kota Tasikmalaya akan digelar 2022 atau 2024. Menurut Muslim, masyarakat secara umum sudah melek politik. Artinya, partai yang konsisten memperhatikan keberadaan grass root akan jadi pilihan.


"Buktinya, PDI-P dihantam sana sini, tetapi elektabilitasnya berdasarkan survei per bulan Januari masih tertinggi di angka 31 persen," kata Muslim.


Hasil survei itu memotret keberadaan PDI-P yang konsisten membantu wong cilik dan keberadaanya dan kerja kerasnya dirasakan oleh masyarakat. "Mesin PDI-P yang ada sampai tingkat RW sudah terbiasa bergerak dan membantu masyarakat bawah melalui berbagai cara," kata Muslim yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Tasik itu. Jadi, ujar dia, pelaksanaan pilkada mau digelar 2022 atau 2024 sama.

Baca Juga: Diduga ada Titipan dalam Rekrutmen di Dinkes Ciamis, Pejuang Siliwangi Pertanyakan Transparansi Dinas


Kemudian di tahun manapun Pilakada digelar, pihaknya yakin dewi fortuna akan lebih berpihak pada PDI-P. "Hoki-nya PDI lah. Karena kita sudah terbiasa bergerak dengan kader yang militan sampai tingkat grass root," ujar Muslim.***

Editor: Dede Nurhidayat

Terkini

Terpopuler