Guru Diduga Cabuli Santri, Tempat Ngaji di Garut Dibakar Massa

6 April 2021, 18:53 WIB
Bangunan semi permanen tempat belajar ngaji milik RS di Kampung Ciomas, Desa Dangiang, Kecamatan Cilawu, Garut rusak karena dibakar massa, Senin 5 April 2021 malam. Aksi pembakaran dipicu karena warga kesal terhadap ulah oknum ustad yang telah mencabuli santrinya /kabar-prangan.com/ Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Tempat ngaji anak-anak di Kampung Ciomas, Desa Dangiang, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut di bakar massa, Senin 5 April 2021 malam. Menyebabkan bangunan tersebut luluh-lantak.

Hal itu, dipicu ulah seorang guru ngaji yang diduga melakukan perbuatan tak senonoh terhadap muridnya.

 

Kapolres Garut, AKBP Adi Benny Cahyono, membenarkan adanya peritiwa pembakaran pesantren yang dilakukan massa di wilayah Desa Dangiang, Kecamatan Cilawu.

Baca Juga: Penari Erotis di Event Motor Trail Garut Selatan, Dikecam Sejumlah Pihak

Pembakaran dilakukan massa karena dipicu oleh kasus pencabulan yang dilakukan ustad kepada santriwati di pesantren tersebut.

"Orang tua dan keluarga santriwati kecewa karena ustad tidak mau bertanggung jawab bahkan malah melarikan diri setelah melakukan pencabulan. Massa yang marah akhirnya membakar bangunan tempat mengaji tersebut," ujar Benny melalui pesan whatsapp-nya, Selasa (6/4/2021).

Dikatakannya, saat ini kasus tersebut sedang ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Garut.

Baca Juga: Tak Nyaman Sering Dipanggil Polisi, PPK Pemkab Garut Mengundurkan Diri, Rudy: Ini Bukan Omong Kosong

Kasubbag Humas Polres Garut, Ipda Muslih Hidayat, menambahkan jika informasi yang berkembang terkait adanya pesantren yang dibakar massa tidak sepenuhnya benar.

Berdasarkan hasil verifikasi dan hasil cek TKP (tempat kejadian perkara) oleh petugas Unit PPA dan Identifikasi Satreskrim Polres Garut, bangunan yang dibakar ternyata bukan pesantren.

"Hasil verifikasi lapangan yang dilakukan petugas, yang dibakar itu sebuah bangunan biasa, bukan bangunan pesantren seperti yang ramai beredar di masyarakat. Hanya memang bangunan semi permanen itu dijadikan tempat mengajar ngaji oleh pemiliknya atau semacam madrasah," kata Muslih.

Baca Juga: Mengharukan, Anak yang Hilang Setahun Lalu Warga Kadipaten Tasikmalaya Akhirnya Ditemukan

Disebutkan Muslih, hingga saat ini petugas masih melakukan penyelidikan terkait penyebab pembakaran tempat belajar mengaji tersebut.

Hanya saja menurut keterangan awal, hal itu dipicu kekecewaan dari masyarakat menyusul adanya salah satu santri yang menjadi korban pencabulan sang guru ngaji.

Muslih menerangkan, berdasarkan keterangan orang tua korban, anak perempuannya yang menjadi salah satu santri di tempat belajar mengaji itu sebelumnya sempat dibawa pergi oleh guru ngajinya.

Baca Juga: Persib Mulai Berlatih Hari Ini, Tiga Pemain Muda Jadi Sorotan

Dengan alasan ziarah, si anak yang baru beryusia 17 tahun itu dibawa menginap di sebuah wisma di kawasan Garut kota pada tanggal 12 Maret lalu.

Dengan berbagai rayuan dan iming-iming, tuturnya, oknum guru ngaji berinisial RS (42) itu akhirnya berhasil memperdayai dan menyetubuhi korban.

Pihak orang tua sebenarnya sudah menaruh kecurigaan karena melihat karakter sang anak yang berubah drastis sepulangnya dibawa "ziarah" oleh ustad.

"Sejak awal orang tua korban sudah menaruh kecurigaan karena sepulangnya dibawa "ziarah" oleh sang ustad, karakter sang anak jauh berubah. Ia menjadi kurang semangat mengaji padahal sebelumnya sangat rajin dan korban pun menjadi sering uring-uringan kepada orang tuanya," ucap Muslih.

Baca Juga: Kantor Desa Nyalindung di Sumedang Disegel Warga

Selain itu, tambahnya, korban juga selalu merengek kepada orang tuanya ingin dikawinkan. Ketika ditanya ingin kawin dengan siapa, korban akhirnya terus terang ingin dinikahkan dengan guru ngajinya yang umurnya terpaut jauh darinya.

Diungkapkan Muslih, merasa kian curiga dengan perubahan sikap anaknya, pada Senin malam kemarin, orang tua korban akhirnya mendesak korban untuk ngomong terus terang terkait apa yang telah dilakukan sang ustad terhadapnya.

Alangkah kagetnya mereka manakala mendengar langsung pengkuan korban yng menyebutkan telah diperlakukan layaknya seorang isteri sah oleh sang ustad.

Mendengar itu, amarah pihak keluarga korban langsung tersulut akan tetapi mereka berupaya untuk meminta pertanggung jawaban sang ustad yang ternyata malah melarikan diri.

Baca Juga: Hasanuddin: Bupati Jangan Bangun Opini, Lumpuhnya Pembangunan di Garut Akibat Pemanggilan Pihak Kepolisian

Hal ini membuat pihak keluarga korban serta masyarakat sekitar menjadi kian gusar sehingga dengan spontan mereka melakukan pembakaran bangunan tempat belajar ngaji milik tersangka.

"Aksi pembakaran dilakukan secara spontan oleh pihak keluarga korban dan warga karena kesal dengan ulah oknum ustad itu. Apalagi sebelumnya, warga juga sudah menaruh kecurigaan karena ada gelagat-gelagat kurng baik yang ditunjukan oknum ustad itu," kata Muslih.

Lebih jauh Muslih menyamapikan, hingga Selasa (6/4/2021) petang, polisi masih memburu pelaku yang langsung melarikan diri saat mengetahui pihak keluarga korban dan warga datang untuk memintai pertanggung jawabannya. Ia berharap pengejaran terhadap pelaku bisa secepatnya membuahkan hasil.

Lebih jauh Muslih menerangkan, bangunan tempat belajar mengaji yang dibakar massa itu berada di wilayah Kampung Ciomas, Desa Dangiang, Kecamatan Cilawu.***

 

 

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler