Kasus Covid- 19 Melonjak, 6 Rumah Sakit di Garut Tambah Daya Tampung

4 Juni 2021, 22:00 WIB
Petugas dengan Alat Pelindung Diri (APD) membawa jenazah seorang perawat RSUD dr Slamet Garut yang meninggal terpapar Covid- 19 beberapa waktu lalu. /kabar-priangan.com/ Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Terus meningkatnya angka kasus Covid-19 di Kabupaten Garut telah menyebabkan terjadinya penambahan pasien Covid-19 yang harus menjalani isolasi dan
perawatan di rumah sakit.

Hal ini menyebabkan keberadaan tempat isolasi dan perawatan pasien Covid-19 yang disiapkan oleh pemerintah hampir 100 persen tingkat keterisiannya.

"Jumlah pasien Covid-19 terus bertambah sehingga tingkat keterisian tempat isolasi dan perawatan pasien Covid-19 yang disediakan pemerintah saat ini hampir mencapai 100 persen," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, Jumat 4 Juni 2021.

Setelah libur Lebaran beberapa waktu lalu, diungkapkan Leli, di Garut telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 antar 3 hingga 4 kali lipat.

Baca Juga: Dalam Sehari 12 Orang Meninggal Dunia Karena Covid- 19, Pemkab Garut Siapkan Lahan Pemakaman Khusus

Hal ini tentu menimbulkan keprihatinan apalagi peningkatan kasus Covid-19 ini diprediski akan berlangsung hingga pertengahan Juni ini.

Menurut Yeni, keterbatasan tempat isolasi di rumah sakit ini bisa dibantu apabila di desa-desa turut menyediakan tempat-tempat isolasi.

Hal ini sesuai anjuran dari Gubernur Jawa Barat bahwa memang di desa-desa itu juga harus ada tempat-tempat isolasi bagi warganya yang terpapar Covid-19.

Adapun teknisnya, tambah Leli, di tempat tersebut akan ada petugas dari Puskesmas terdekat yang akan melakukan pemantauan terhadap perkembangan kesehatan pasien.

Baca Juga: Dalam Sehari, 2 Kasus Asusila Terjadi di Tasik: Gadis Dicabuli Teman, dan Anak 9 Tahun Dicabuli Tetangga

Hal ini akan sangat membantu jika benar-benar dilakankan oleh pihak desa apalagi hingga saat ini belum ada rencana penambahan tempat isolasi baru oleh pemerintah.

Namun Leli menyebutkan, tempat isolasi yang ada di desa-desa tentunya hanya akan digunakan untuk merawat pasien Covid-19 yang tanpa gejala atau yang bergejala ringan.

Sedangkan untuk pasien yang bergejala sedang, berat, dan kritis tentu akan tetap dirawat di ruang isoalsi yang ada di rumah yang sudah disiapkan pemerintah yang di Garut ada tujuh rumah sakit.

"Di Garut ini, kan, ada tujuh rumah sakit yang sudah disiapkan untuk merawat pasien Covid-19. Untuk saat ini ketujuh rumah sakit tersebut memang masih dapat menampung pasien karena telah dilakukan penambahan daya tampung akan tetapi jika kasusnya terus meningkat, kan akan penuh juga," katanya.

Baca Juga: Akademi Lagu Sunda Dikritik Budayawan Sunda karena Dianggap Merusak Bahasa Sunda

Leli menyampaikan, penambahan daya tampung pasien Covid-19 di antaranya telah dilakukan di RSAD Guntur dari semula 65 bed menjadi 85 bed sementara di RSUD dr Slamet dari 120 bed menjadi 200 bed.

Hal yang sama juga dilakukan di lima rumah sakit lainnya di antaranya RSUD Pameungpeuk, Intan Husada, Anisa Queen, dan Medina.

Ia juga mengungkapkan angka kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Garut mencapai rekor tertinggi pada Kamis (3/6/2021) yang mencapai 12 orang. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi selama masa Covid-19 berlangsung.

Dituturkannya, mereka yang meninggal diketahui kebanyakan lanjut usia (lansia) yang mencapai sekitar 63 persen.

Baca Juga: Hyung Jun Kim: Pemerintah Perlu Belajar Otonomi Daerah ke Muhammadiyah

Kalaupun ada pasien Covid-19 yang meninggal dengan usia tergolong muda, mereka ada komorbid (penyakit penyerta) sehingga kondisinya parah.

Menurut Leli, penerapan protokol kesehatan yakni 5 M, hingga saat ini masih merupakan cara paling efektif dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Oleh karena itu, Leli mengajak semua kalangan di Garut untuk sama-sama menaati dan menerapkan protokol kesehatan yakni dengan cara menggunakan masker, mencucui tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi.***

 

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler