Kisah Qyara, Anak Pedagang Beras yang Jadi Anggota Paskibraka. Kata Pelatih, Jangan Tatap Mata Presiden

23 Agustus 2021, 21:20 WIB
Qyara Maharani Putri, gadis asli Garut yang terpilih menjadi anggota Paskibraka nasional saat disambut kedatangannya oleh Bupati Garut di Gedung Pamengkang Garut, Senin, 23 Agustus 2021.* /kabar-priangan.com/Aep Hendy S/

KABAR PRIANGAN - Nama Qyara Maharani Putri kini jadi bahan perbincangan sekaligus kebanggan warga Kabupaten Garut.

Bagaimana tidak, gadis asli Garut ini mendapat kepercayaan untuk membawa duplikat bendera pusaka merah putih dan menyerahkannya langsung ke Presiden Joko Widodo pada upacara penurunan bendera tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka Jakarta.

Qyara terpilih menjadi salah satu anggota Paskibraka tingkat nasional untuk upacara HUT RI ke 76 yang dilaksanakan di Istana Merdeka Jakarta.

Baca Juga: Qyara Maharani, Anak Penjual Beras Asal Garut Jadi Pembawa Bendera Pusaka HUT Ke-76 Kemerdekaan RI di Istana

Bahkan tugas yang diemban gadis asal SMAN 1 Garut itu pun terbilang istimewa karena menjadi pembawa bendera untuk diserahklannya langsung ke presiden.

"Saat menyerahkan bendera ke Pak Presiden itulah saat-saat yang paling menegangkan. Untung saya sudah diberitahu triknya agar tak sampai salah tingkah oleh pelatih," ujar Qyara saat ditemui di sela kegiatan penyambutan oleh Bupati Garut di Gedung Pamengkang, Senin, 23 Agustus  2021.

Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan suami isteri Safyono dan Rosanty ini mengisahkan, meski selama ini telah sering melaksanakan latihan, akan tetapi moment berhadapan langsung dengan Presiden benar-benar membuatnya grogi.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Hingga 30 Agustus 2021, Walaupun Penurunan Kasus di Angka 78%. 10 Daerah Turun ke Level 2

Namun untungnya ia masih ingat pepatah pelatihnya agar jangan menatap langsung mata presiden ketika dirinya menyerahkan bendera.

Trik inilah kata Qyara yang dilakukannya saat dirinya menyerahkan bendera ke Presiden. Hasilnya, ia pun dapat menjalankan tugasnya dengan baik. 

"Benar saja, trik ini saya gunakan dengan cara menatap lurus ke depan dan memang sangat membantu meskipun rasa grogi masih tetap ada," kata gadis berusia 17 tahun ini.

Baca Juga: Si Jago Merah Hanguskan 51 Kamar Penginapan di Pantai Santolo Garut

Menurut Qyara, dirinya pun baru tahu tugasnya membawa bendera dan menyerahkannya ke presiden pada pagi hari sebelum upacara peringatan HUT RI ke 76 dilaksanakan.

Sebelumnya, tak ada seorangpun anggota Paskibraka yang diberitahu tugasnya dalam upacara tersebut sehingga semuanya harus benar-benar siap mendapat tugas apapun.

Selain itu, ia juga mengungkapkan seluruh anggota Paskibraka baru mendapat pemberitahuan tim mana yang akan bertugas mengibarkan bendera dan tim mana yang bertugas menurunkan bendera.

Baca Juga: Meski Mendapat Penolakan, Sistem Ganjil Genap di Kota Banjar Terus Disosialisasikan Jajaran Kepolisian

Itulah sebabnya, dirinya sempat menelpon sang ibu untuk menyampaikan permohonan maaf karena ternyata dirinya mendapat tugas di tim penurunan bendera, bukan tim pengibar bendera tak lama setelah upacara pengibaran bendera selesai.

Ia pun menyampaikan betapa ketatnya aturan yang harus dilaksanakannya selama masa pelatihan.

Bahkan untuk membawa gawai pun tidak diperbolehkan sehingga dirinya jarng sekali bisa berkomunikasi dengan orang tua di rumah.

Baca Juga: Salip Truk Toronton dari Kiri, Pemotor Tewas Terserempet Truk Tronton di Kota Tasikmalaya

"Sewaktu-waktu memang suka diberi kesempatan untuk memegang hape. Makanya ketika ada kesempatan pegang hape, saya gunakan untuk berkomunikasi dengan orangtua," ucap Qyara.

Hal ini pula kata Qyara yang dialami sesama anggota Paskibraka yang berasal dari 33 provinsi lainnya selama masa pelatihan.

Kondisi ini akhirnya dimanfaatkan para anggota Paskibraka untuk saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya sehingga ikatan persahabatan bahkan kekeluargaan mereka terjalin dengan sangat erat.  

Baca Juga: Warga Terdampak Waduk Jatigede Lakukan Aksi Massa di Pengadilan Negeri Sumedang

Qyara menyebutkan, meski mereka berasal dari provuinsi yang berbeda, akan tetapi sama sekali tak ada perbedaan di antara mereka.

Semuanya menyadari benar arti kebersamaan dan NKRI yang semakin membuat mereka merasa sangat penting untuk bisa saling menguatkan.

Dalam kesempatan itu, Qyara juga menyampaikan suka duka yang dialaminya selama masa pelatihan Paskibraka.

Baca Juga: Hati-hati Kejahatan Siber, Ini Lima Tips Aman Saat Munggunakan WiFi Publik

Dukanya ya tentu saja karena harus terpisah dari orang tua, anggota keluarga lainnya, serta teman-teman.

Sedangkan sukanya dia bisa berkumpul dengan teman-teman dari berbagai provinsi di Indonesia dan saling berbagai informasi terkait keunikan di daerahnya masing-masing.

"Meski ada dukanya, akan tetapi sukanya lebih banyak. Saya jadi punya banyak teman dari berbagai provinsi. Kami benar-benar merasakan arti Bhinneka Tunggal Ika karena memang di antara kami sama sekali tak ada perbedaan," katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler