KABAR PRIANGAN - Kemiskinan hingga saat ini masih menjadi permasalahan yang mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut.
Berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi masalah kemiskinan ini termasuk salah satunyan mendorong dunia usaha untuk melakukan perluasan lapangan kerja.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Garut, Agus Ismail, menyebutkan kemiskinan di antaranya terjadi akibat masih banyakya warga Garut yang tak punya pekerjaan sehingga tak punya penghasilan.
"Agar banyak masyarakat yang mendapatkan penghasilan, harus tersedia banyak lapangan kerja. Makanya kami sangat mendorong kalangan dunia usaha untuk lebih membuka tempat usaha sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja," kata pria yang akrab
disapa Agis ini pada acara "Workshop Strategi Kolaborasi Membangun Garut" yang dilaksanakan di Hotel Harmoni, Tarogong Kaler, Rabu 1 September 2021.
"Dengan makin banyaknya warga yang memiliki pekerjaan dan punya penghasilan, tentu sangat berpengaruh terhadap pengurangan angka kemiskinan," ujarnya menandaskan.
Disampaikan Agis, diharapkan kemiskinan yang masih tinggi di Garut dapat didekati dengan berbagai variabel tadi.
Baca Juga: Korban Tabrak Lari Tergeletak di Pinggir Jalan di Garut, Videonya Beredar di Medsos
Upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan perluasan kesempatan kerja yang tentunya perannya salah satunya bisa dilakukan oleh dunia
usaha.
Selain itu, ia juga berharap agar lokakarya yang dihadiri akademisi, dunia usaha, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ini juga dapat menyelaraskan atau berkolaborasi untuk membangun Kabupaten Garut yang lebih maju dan sejahtera masyarakatnya.
Seluruh pemangku kebijakan termasuk dunia usaha, akademisi, BUMN/BUMD diharapkan dapat bersama-sama mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Garut.
"Peran dunia pendidikan dalam hal ini juga sangat besar. Bagaimana kemudian pendidikan bisa berkontribusi dengan penyiapan sumber daya yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan daripada dunia usaha," ujarnya.
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyatakan untuk membangun Kabupaten Garut tidak bisa dilakukan oleh satu pihak, tetapi perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak yang bergerak bersama dan terkoordinasi.
Adanya kebersamaan dari seluruh kalangan sangat dibutuhkan
dalam upaya membangun Garut agar lebih baik lagi.
"Membangun Garut itu tidak bisa dilakukan hanya oleh satu orang, sekelompok orang, ataupun sekelompok masyarakat. Garut akan bisa dibangun ketika seluruh potensi yang ada benar-benar bersatu dan memiliki komitmen yang sama," ucap Helmi.
Baca Juga: HEBOH! Akses Jalan Menuju Sekolah Ditutup Pemilik Lahan, Pemkot Tasikmalaya Langsung Bereaksi
Kegiatan lokakarya ini diharapkan Helmi mampu meningkatkan kolaborasi dari berbagai pihak, sehingga semuanya bergerak untuk membangun Garut menjadi lebih baik lagi.
Karena menurutnya, seberapa besarnya pun upaya yang dilakukan pemkab untuk membangun Garut, akan sia-sia tanpa adanya kebersamaan antar seluruh potensi yang ada.
Helmi juga mengingatkan agar seluruh potensi yang ada di Garut ini jangan saling membiarkan, dan juga membangun empati yang tentunya hanya akan menimbulkan hambatan dalam membangun Garut.
Harus ada rasa simpati terhadap kondisi yang saat ini dihadapi Garut sehingga semuanya akan bergerak untuk membantu membangun Garut.
Baca Juga: Pengusaha Muda Asal Garut, Ngaku Bangga 'Jaket Bomber Kang Una' Buatannya Dipakai Sandiaga Uno
Sementara itu, Rektor Universitas Garut (Uniga) Abdusy Syakur Amin, menyampaikan pihaknya menyambut baik acara yang digelar Pemkab Garut untuk menyelesaikan permasalahan yang saat ini dihadapi semakin rumit dan juga dinamis.
Untuk mengatasi hal ini memang diperlukan adanya kolaborasi dengan berbagai institusi.
"Kuncinya bagaimana kita melakukan "government" yang kolaboratif, artinya melibatkan semua pihak yang terkait dalam upaya membangun Garut. Karena ini kita sering juga mengenal istilah pentahelix, di mana ada akademisi, ada pelaku usaha, kemudian juga ada birokrat, masyarakat dan juga media massa," kata Syakur.***