Puluhan Ton Briket Arang Produksi Tasikmalaya Tembus Eropa dan Amerika

12 September 2021, 20:19 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) RI, Teten Masduki, melepas ekspor 44 ton briket arang batok kelapa produksi UMKM di Kampung Neglasari Desa Tanjungmekar Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu, 11 September 2021. /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Puluhan ton briket arang batok kelapa produksi CV. Mandiri Persada, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berlokasi di Kampung Neglasari Desa Tanjungmekar Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya, tembus pasar Timur Tengah, Asia, Eropa dan Amerika.

Setiap bulannya sejumlah negara sepeti Iraq, Hongkong, Jerman, Turki, hingga Amerika Serikat dan Brazil, menjadi negara tujuan ekspor UMKM binaan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) ini. Tercatat kini sudah 15 negara yang rutin menerima pasokan briket arang batok kepala tersebut.

Bahkan pada Sabtu, 11 September 2021, Menteri Koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) RI, Teten Masduki, menyempatkan diri untuk meninjau sekaligus melepas 2 truk kontainer briket arang batok kelapa guna di ekspor ke Hongkong dan Iraq. Kedua kontainer ini masing-masing berisi Rp 18 ton dan 26 ton dengan nilai Rp 305 juta dan 316 juta.

Baca Juga: Ngamuk Tak Diberi Segelas Kopi Pemuda Mabuk Bacok Tukang Cukur

"Ini sungguh luar biasa. Dimana arang batok kepala yang awalnya dikira hanya limbah, ternyata mampu dimanfaatkan dengan baik disini. Selain menjadi barang yang bernilai ekonomis, juga multiplier effect. Dimana banyak masyarakat yang bisa dipekerjakan di sini," jelas Teten.

Teten menjelaskan, jika pihaknya mendapati jika permintaan dunia terhadap briket arang batok kelapa ini sangat besar. Hal itu seiring briket batu bara yang kini sudah mulai berkurang. Akan tetapi sayangnya peluang ini belum mampu maksimal ditangkap suplayer. Hal ini menyangkut bahan baku, pembiayaan dan akses ke pasar.

Ia ditugaskan Preesiden untuk meningkat ekspor barang seperti ini. Oleh karenanya ia datang untuk membimbing UMKM yang bisa ekspor. Dimana permintaan pasarnya sudah terbentuk, meski belum mampu terlayani dengan optimal.

"Meski pun ditengah pandemi, ternyata ini tetap bisa ekpor bahkan hingga puluhan kontainer. Keberadaanya, usaha mikro ini menyerap tenaga kerja dan membuat kesejahteraan masyarakat sekitar jadi lebih baik," jelas Teten.

Baca Juga: Menteri Koperasi dan UKM Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi di Garut

Ia pun meminta, jika Pemerintah daerah bisa turut mensuport bahan baku. Sebab diketahui, jika selama ini bahan baku masih mengandalkan luar pulau jawa. Padahal kelapa dan bambu yang menjadi bahan baku utama ini banyak ditanam di Tasikmalaya.

Sementara itu, pemilik CV Mandiri Persada, Sinta Dewi, menjelaskan, jika potensi pasar briket arang batok kelapa ini sangat banyak di luar neeri, terutama timur tengah dan Eropa. Mayoritas dipergunakan untuk penggunaan roko shisha dan arang barbeque.

Produksi yang sudah dimulai sejak tahun 2015 ini mampu mempekerjakan 100 orang warga setempat untuk produksi di pabrik, dan puluhan warga lainnya di dua kampung guna proses pengemasan di rumah-rumah mereka.

Baca Juga: Kompetensi Guru di Sekolah NU Harus Terus Diasah

"Saya setiap minggu eksepor, minimal 2 kontainel seminggu. Satu kontainer itu ada yang 25 ton ada yang 18 ton," jelas Sinta.

Meski dengan produksi yang besar, akan tetapi untuk bahan baku kebanyakan dari pulau Sumatra. Hal ini karena bahan baku arang lokal belum mempu memenuhi kebutuhan jumlah dan standar arang yang diminta. Ada pun pasokan arang dari wilayah Pangandaran, namun tetap jumlahnya masih kurang.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler