Kemenparekraf RI Dorong Pengusaha Kulit di Garut Lebih Produktif dan Inovatif

26 September 2021, 17:09 WIB
Pengrajin kulit di Garut mengikuti kegiatan "Forum Diskusi Kreatif Kriya Kulit Dalam Upaya Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan" di Hotel Harmoni, Sabtu 25 September 2021. /kabar-priangan.com/ Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Keterpurukan yang dialami para pelaku usaha termasuk para pengrajin kulit di Garut akibat pandemi Covid-19 diharapkan tidak jadi alasan untuk terus mengeluh.

Pengrajin kulit diharapkan bisa bangkit untuk kembali membangun usaha mereka yang sudah memiliki potensi yang sangat bagus.

Hal itu diungkapkan Direktur Pengembangan Destinasi II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Wawan Gunawan di sela kegiatan Forum Diskusi Kreatif Kriya Kulit Dalam Upaya Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan di Hotel Harmoni, Sabtu 25 September 2021.

Baca Juga: Ridwan Kamil Perkenalkan Kota Baru di Jabar Berbasis Industri dan Maritim

Dikatakan Wawan, kegiatan ini bertujuan untuk mendorong para pengrajin kulit Garut untuk meningkatkan daya saing produk lokal.

Pengrajin kulit di Garut diproyeksikan untuk meningkatkan eksistensi di pasar domestik maupun global.

"Potensi kulit Garut ini sangat bagus oleh karenanya kami memberikan perhatian penuh melalui ragam kegiatan. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan dengan harapan bisa meningkatkan inovasi dan produktivitas para pengrajin kulit di Garut," ujar Wawan.

Baca Juga: PDAM Kota Banjar Gerah, Minta Pelaksana Proyek Galian Jalan Bertanggung Jawab, Begini Alasannya

Disebutkannya, pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak yang sangat besar sehingga tak sedikit pengusaha termasuk pengrajin kulit yang terpuruk.

Kegiatan ini juga diharapkan bisa menumbuhkan keyakinan pengrajin kulit Garut jika mereka bisa bangkit dari keterpurukan.

Membangun kembali kesadaran dan emosi pengrajin kulit menurut Wawan sangat penting agar mereka mau bangkit dan tak terus hanya mengeluhkan dampak pandemi.

Baca Juga: Cerita Mistis Selama 6 Hari Hilang di Gunung Guntur, Gibran MengakuTak Pernah Bertemu Malam, Haus dan Lapar

Mereka dituntut untuk lebih produktif, inovatif, kreatif, dan kolaboratif yang diwujudkan dalam konsep kekinian. Atau istilahnya, tutur Wawan, daripada terus mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan lilin.

Berusaha bangkit dengan mengembangkan inovasi dan kreatifitas tentu akan jauh lebih baik ketimbang terus mengeluhkan dampak pandemi.

"Kemenparekraf siap hadir dalam upaya pendampingan. Sementara aspek lainnya perlu ada kolaborasi seperti pembangunan fisik melalui kementerian PUPR, industri melalui kementerian terkait," katanya.

Baca Juga: Tangis Orang Tua yang Anaknya Hilang di Gunung Guntur: Cepat Kembali Nak, Kami Menunggumu di Sini!

Wawan menilai, potensi kerajinan kulit di Garut sebenarnya selama ini sudah berjalan dengan bagus, bahkan sentra kulit Garut sudah mampu menjadi destinasi wisata.

Makanya upaya untuk membangkitkan kembali produksi kerajinan kulit Garut perlu adanya kolaborasi dengan berbagai pihak.

Disampaikannya, presiden telah menetapkan pariwisata sebagai core bisnis. Karenanya pemerintah wajib mendukung pariwisata sebagai leading sektor di antaranya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Baca Juga: FPKP Minta Bupati Garut Terbitkan Perbup Swakelola, Indra: Pengelolaan Swakelola Jauh Lebih Berkualitas

Ia menyebutkan, pemerintah pusat siap mendukung dan mendorong penyiapan destinasi wisata guna mendorong perekonomian di Garut.

Tinggal sekarang bagaimana pemerintah daerah, bupati, kepala dinas, komunitas hingga pengusahanya bisa atau tidak konsen di pariwisata.

Hal senada diungkapkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)RI, Ferdiansyah.

Baca Juga: Keangkeran Curug Cikoneng Diungkap Gibran Saat Tersesat di Gunung Guntur

Ia menambahkan dengan adanya forum diskusi mengenai inovasi dan produktivitas kriya kulit di Garut diharapkan bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pelaku usaha atau pengrajin kulit di Garut.

"Pengrajin kulit harus faham apa sih konsep pengertian inovasi itu? Mereka juga harus faham perlu adanya pertambahan nilai pada produk-produk ekonomi kreatif tentang perkulitan itu dan apakah saat ini nilai-nilai itu sudah mereka miliki belum?," ucap Ferdiansyah.

Pada hakekatnya, kata Ferdy, konsumen akan merasa semakin tertarik ketika suatu produk memiliki nilai-nilai inovasi. Hal inilah yang saat ini didorong pemerintah untuk benar-benar difahami para pengrajin kulit di Garut agar mereka bisa benar-benar bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.

Baca Juga: Mengintip Kegiatan 'Hari Bersih-bersih Sedunia 2021' di SMPN 8 Kota Banjar

Selain itu, Ferdy juga menerangkan beberapa hal yang dibahas dalam kegiatan ini yang bisa menjadi aspirasi yang bisa didorong untuk mendapatkan akses bantuan.

Bantuan bisa melalui anggota legislatif maupun pemerintah langsung. "Saat ini model transaksi sudah banyak menggunakan tanpa tunai atau "cashless".

Hal tersebut harus mampu diadopsi oleh para pelaku usaha kreatif," katanya.***

 

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler