Warga Bertaruh Nyawa di Jembatan Gantung Ciwiri, Lebih Ekstrem daripada Outbound Petualangan di Televisi

28 November 2021, 19:38 WIB
Pengendara motor nekat menyeberangi Jembatan Cawiri di Kampung Citiwuan, Desa Campakasari, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, yang kondisinya ekstrem dengan badan jalan jembatan dari kayu lapuk tanpa pengaman pada bagian sisi kiri dan kanannya.* /Kabar-Priangan.com/Dok. NU Care LAZISNU

KABAR PRIANGAN - Puluhan warga Desa Campakasari Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya setiap hari terpaksa harus bertaruh nyawa saat menyeberangi Jembatan Gantung Ciwiri yang membentang di Sungai Cikaengan.

Soalnya, jembatan yang menjadi akses mereka ke Desa Simpang Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut ini dalam kondisi rusak parah.

Selama ini tak ada akses penyeberangan lain untuk mendapatkan fasilitas kesehatan, sarana pendidikan, serta menjual hasil bumi. Sebab lokasi yang paling dekat yakni ke pasar yang ada di Kabupaten Garut, ketimbang ke pasar di Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: Pengakuan Bos WC Umum; Penghasilan dari WC SPBU Tak Terlalu Besar, Utamanya Mengurangi Pengangguran

Jembatan Gantung Ciwiri yang terletak di Kampung Citiwuan Desa Campakasari ini seolah lebih ekstrem dari fasilitas kegiatan outbound acara petualangan di televisi. Pijakan jembatan yang terbuat dari kayu sudah lapuk tanpa pengaman pada bagian sisi kiri dan kanannya.

Meski begitu, warga seolah sudah terbiasa menantang maut, hingga sepeda motor pun dipaksakan bisa melintas.

Jembatan sepanjang 85 meter dengan lebar 2 meter tersebut kini memang tengah menjadi perhatian NU Care LAZISNU (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama).

Baca Juga: Kisah H. Cecep Ruhimat, Bos WC Umum dari Sukahening. Sukses Membangun Kampung dari Bisnis WC

Mereka mulai melakukan penggalangan dana untuk membangun kembali jembatan yang sangat dibutuhkan masyarakat tersebut. Sebab fungsinya yang vital bagi warga dari kedua kecamatan untuk keluar mengirim dan menjual hasil bumi maupun mengakses pendidikan dan kesehatan.

Banyak anak-anak dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang bersekolah ke daerah Kabupaten Garut, atau sebaliknya ada juga anak-anak yang menuntut ilmu agama di daerah Tasikmalaya.

Tim dari NU Care LAZISNU sendiri melakukan penggalangan dana setelah dihubungi Relawan NU Care LAZISNU, Ina Nabila. Ina merasa khawatir melihat keseharian warga bertaruh nyawa menyeberangi jembatan tersebut.

Baca Juga: Hari Ini Komunitas Wisata Kuliner Tasikmalaya Ulang Tahun ke-13, Ini Harapan Founder

"Memang ada alternatif jembatan lain, tetapi jaraknya mencapai 5 Km, itupun harus berjuang menempuh perjalanan dengan kondisi jalan yang rusak berat. Maka jembatan itu sangat dibutuhkan oleh sebagai akses warga," kata Ina, Minggu 28 Movember 2021.

Kepala Desa Campakasari Sutisna Diningrat, menyebutkan, kondisi jembatan itu memang cukup mengkhawatirkan dan bahkan sempat ada korban jiwa ketika kondisi air sungai deras dan warga yang melintas terjatuh.

"Kejadian tersebut sudah cukup lama yakni sekitar tahun 2004 hingga 2019 silam, namun membekas di ingatan masyarakat. Alhamdulillah kalau memang ada relawan dan saat ini melakukan penggalangan dana untuk memperbaiki Jembatan Gantung Ciwiri," ujar Sutisna.

Baca Juga: Banjir Bandang di Sukawening dan Karangtengah, Jumlah Kerugian Materi Belum Bisa Dipastikan

Namun, ia berharap pembangunannya nanti tidak menggunakan kayu, tetapi menggunakan pelat besi. "Jika berbahan kalau kayu akan mudah lapuk dan akhirnya warga kembali repot harus swadaya menggantinya kembali," ucapnya.

Sutisna menyebutkan, sebenarnya ada dua jembatan yang kini menjadi perhatian di sana. Selain Jembatan Gantung Ciwiri satu lagi Jembatan Leuwinanggung yang diharapkan pembangunannya bisa lebih besar sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat.

“Harapan saya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat ada perhatian untuk pembangunan Jembatan Leuwinanggung sehingga bisa dilintasi mobil, tidak hanya motor saja," kata Sutisna.*




Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler