Aksi Unjukrasa Mahasiswa di Depot Pertamina Tasikmalaya Kembali Diwarnai Kericuhan

6 April 2022, 21:17 WIB
Mahasiswa terlihat saling dorong dengan polisi dalam aksi unjukrasa menolak kenaikan harga Pertamax di Depot Pertamina Tasikmalaya, Rabu 6 April 2022.* /kabar-priangan.com/Erwin RW/

KABAR PRIANGAN - Puluhan mahasiswa Tasikmalaya kembali turun ke jalan menggelar aksi unjurasa di Depot Pertamina Tasikmalaya, Rabu, 6 April 2022.

Mereka tetap menuntut pihak Depot Pertamina Tasikmalaya untuk bersepakat, menyamakan persepsi dan satu suara dengan mahasiswa dan masyarakat untuk menolak kenaikan harga pertamax.

Dalam aksi susulan tersebut juga mahasiswa menegaskan terhadap Pimpinan Depot Pertamina Tasikmalaya untuk secara bersama-sama dengan mahasiswa menolak kenaikan BBM yang sudah ditetapkan pemerintah.

Baca Juga: Terungkap Sebagai Pembeli 1 Google Drive Dea OnlyFans, Komika Marshel Widianto Menunggu Tanggapan Lesti

Bahkan mereka menuntut agar Depot Pertamina Tasikmalaya menghentikan operasional sementara hingga harga pertamax kembali normal.

Mahasiswa juga menuntut Pimpinan Depot Pertamina Tasikmalaya datang menemui massa aksi.

Demo semula berjalan tertib dan aman. Namun setelah pimpinan aksi berorasi secara bergiliran selama satu jam, massa aksi mulai memanas dengan membakar ban.

Baca Juga: Warga Cisompet Garut Temukan Ular King Kobra Sepanjang 3 Meter di Atap Rumah

Saat massa aksi membakar ban inilah, polisi yang semula berjaga-jaga lantas turun untuk memadamkan api. Tak terima oleh tindakan polisi, mahasiswa berusaha menghalangi petugas yang akan memadamkan api.

Akhirnya, terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan polisi hingga terjadi kericuhan.

Koordinator aksi Muhamad Satriana Ilham menyebutkan, tuntutan mahasiswa masih sama, yaitu menuntut Depot Pertamina Tasikmalaya bersepakat dengan mahasiswa dan masyarakat untuk menolak kenaikan harga pertamax.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Libur dan Cuti Bersama Idul Fitri 1443H

"Selain itu, kami menuntut jika Depot Pertamina Tasikmalaya untuk menghentikan operasional sementara hingga harga pertamax kembali normal," ujarnya.

Ilham menegaskan penghentian operasional tersebut sebagai bukti bahwa Depot Pertamina Tasikmalaya ada bersama rakyat.

"Kami tetap menuntut Pertamina Tasikmalaya harus berani menghentikan operasional sejak hari ini sampai harga diturunkan," katanya.

Baca Juga: Ini Besaran Zakat Fitrah yang Ditetapkan Baznas Garut pada Ramadan Tahun 2022

Sementara sesuai dengan permintaan mahasiswa Kepala Depot Petamina Tasikmalaya Akhmadun, mendatangi massa aksi.

Ia memberikan penjelasan kepada massa aksi mengenai tuntuan para rekan mahasiswa, dimana Depot Pertamina Tasikmalaya hanya bertugas sebagai penyangga stok BBM atau gudang atau terminal.

Tugas lainnya, yaitu menjaga ketahanan stok alur distribusi di wilayah Priangan Timur jangan sampai ada kekosongan.

Baca Juga: Ruas Jalan Desa di Sumedang Terancam Putus, Kendaraan Roda Empat Dilarang Lewat

Terkait harga dan penentuan kebijakan harga, kata dia, itu diluar wewenangnya.

Section Head Communication & Relations Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Fahrougi Andriani menambahkan, pengguna Pertamax secara nasional sekitar 14 persen dari seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat pengguna 80 persen masih banyak menggunakan Pertalite dan solar.

"Sampai hari ini harga Pertalite masih sama Rp7.650 dan Solar Rp5.150. Kedua BBM bersubsidi itu Insya Allah tersedia di berbagai lembaga penyalur di Kota/Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Kami jaga suplai tersebut tidak agar terputus," jelasnya.

Baca Juga: Bocah 9 Tahun di Garut Hilang Tenggelam Terseret Arus Sungai

Mengenai tuntutan mahasiswa agar Depot Pertamina Tasikmalaya sementara menghentikan operasionalnya, Fahrougi mengatakan, sebagai objek vital nasional tidak mungkin berhenti operasi.

"Tidak mungkin, sangat berbahaya. Tugas kami menjaga stabilitas dan pemenuhan kebutuhan serta ketahanan atok BBM dan elpiji," ungkapnya.

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Aszhari Kurniawan mengatakan, pihaknya menerjunkan personil dalam rangka pengawalan aksi unjukrasa dan pengamanan objek vital.

Baca Juga: Pendaftaran Guru Penggerak Angkatan 7 Ditutup Dua Hari Lagi. Segera Daftar di Link Berikut Ini

"Intinya tugas kami menjaga objek vital. Ini kan termasuk objek vital nasional. Dari hasil komunikasi kita awal sudah sampaikan tidak ada aksi bakar-bakar ban di Depot Pertamina Tasikmaya ini," katanya.

Jika ada aksi bakar-bakaran maka personil yang berugas mengawal jalannya aksi akan memadamkanya. Sebab itu bisa membahayakan.

"Sudah tugas kami untuk memadamkan api, karena membahayakan. Jika pemadaman ban itu antara personil dan mahasiswa saling dorong itu sudah hal biasa," katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler