KABAR PRIANGAN - Pasar hewan aset milik Pemkot Banjar yang ada di wilayah Dobo, Kelurahan/Kecamatan Pataruman, Kota Banjar kondisinya kian memprihatinkan.
Bahkan Pasar Hewan ini terkesan berubah fungsi menjadi tempat penyimpanan ternak sapi yang dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu saja.
Sementara fungsi utamanya sebagai tempat transit dan transaksi penjualan hewan sudah tak terlihat. Para penjual hewan sebagian besar memilih tempat lain ketimbang berjual beli di Pasar Hewan ini.
Baca Juga: Pemkab Garut Siapkan Uang Kadeudeuh untuk Peternak yang Sapinya Mati Akibat PMK, Ini Nilainya
Kondisi sepinya Pasar Hewan di wilayah Dobo ini sudah berlangsung lama, bukan karena adanya wabah PMK saja.
Bahkan jauh sebelum ada PMK, kondisi Pasar Hewan ini sudah sepi, terkesan tutup sendiri.
"Aktivitas di Pasar Hewan ini sebenarnya masih ada ada. Namun, sangat dirasakan sepi penjual dan pembeli. Kalah bersaing oleh pasar hewan tingkat kecamatan, seperti Pasar Pamarican dan Banjarsari," ucap Pedagang Sapi, Endang, Jumat 10 Juni 2022.
Baca Juga: Drama Korea Bertema Hukum. Lima Rekomendasi Film untuk Kamu, Mahasiswa Fakultas Hukum
Diakui dia, sapi yang sempat dijajakan di Pasar Hewan itu dirasakan sepi peminat. Terbukti tidak ada pembeli yang datang membelinya.
Kondisi berbeda justru terjadi di lapak Jual beli hewan kurban milik perorangan, seperti lapak milik Jajang di Banjar Kolot, Kelurahan/Kec/Kota Banjar.
Dari sekitar 150 ekor sapi yang dijajakan, semuanya sudah habis dibeli untuk kepentingan hewan kurban mendatang.
"150 ekor sapi yang ada di kandang sekarang sudah habis dibeli. Dijadwalkan setelah mendekati perayaan Idul Adha, langsung dikirimkan ke pembelinya," ucap pengelolanya, Idi (56).
Diakuinya, stok sapi yang disediakan dikurangi jumlahnya lebih dari 50 persen ketimbang tahun lalu. Langkah ini ditempuh akibat adanya wabah PMK, guna mengantisipasi resiko kerugian.
"Tahun lalu, kami biasa menjajakan 400 - 500 sapi. Alhamdullillah, semuanya terjual. Namun sekarang hanya 150. Itu pun sudah laku terjual," ucap Idi.
Baca Juga: Segera Dipulangkan ke Indonesia, Jenazah Eril akan Dimakamkan di Cimaung Kabupaten Bandung
Mengantisipasi mewabah penyakit PMK, diakui dia, terakhir ini semua sapi rutin diberi jamu. Campuran kunyit, gula merah, telur bebek dan obat antibiotik.
“Ini semua bentuk pelayanan kepada pembeli sapi, yang menitipkan sapinya di kandang sampai tiba waktunya dikirimkan ke pembeli itu,” katanya.
"Sehari rutin diberi jamu satu botol. Ini berguna supaya sapi sehat dan nafsu makannya tinggi. Alhamdullillah, semua sapi tetap jagjag waringkas. Tidak terdampak PMK, tidak terserang flu atau mencret," ucap Idi.***