Ruang Kelas SDN Sukaratu dan SDN Neglasari Kabupaten Tasikmalaya Memprihatinkan, Keselamatan Siswa Terancam

19 Oktober 2022, 00:07 WIB
Bangunan ruang kelas di SDN 1 Sukaratu Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya nyaris ambruk dan kini sudah ditopang bambu, Selasa 18 Oktober 2022.* /kabar-priangan.com/Aris MF

KABAR PRIANGAN - Seperti tidak pernah ada habisnya, kerusakan bangunan ruang
kelas sekolah dasar di Kabupaten Tasikmalaya, terus bermunculan dan semakin banyak.

Setelah ruang kelas di SDN Sinagar Kecamatan Cikatomas serta SDN Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir yang sangat memprihatinkan karena seluruh ruang kelasnya rusak dan tidak bisa dipergunakan, kali ini kerusakan juga terjadi pada SDN 1 Sukaratu Kecamatan Sukaratu dan SDN
Neglasari Bojonggambir sehinggai kondisinya memprihatinkan.

Di SDN 1 Sukaratu, puluhan siswanya terpaksa belajar berdesakan di dalam satu kelas. Hal ini setelah ruang kelas IV yang telah lapuk nyaris ambrol, hingga sebagian siswa pun terpaksa menumpang di kelas lain.

Baca Juga: Siswa Antusias Belajar, Meski di Kelas Darurat dari Bambu. Kadisdik: Sebanyak 876 Ruang Kelas Rusak

Atap ruang kelas yang lapuk termakan usia kian rusak usai diguyur hujan pada Selasa 11 Oktober 2022, sehingga kini disangga oleh tiang bambu di beberapa titik.

Walau sempat ada atap langit-langit yang jatuh, untungnya tidak sampai mengenai siswa yang tengah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Kepala SDN 1 Sukaratu, Siti Haryati, menjelaskan, mulai terlihat ambrolnya atap langit-langit ruang kelas terjadi pada beberapa hari lalu. Saat itu anak-anak sedang belajar dalam kelas. Malahan ada serpihan eternit yang jatuh, namun untungnya tidak sampai menimpa anak-anak.

Baca Juga: Sertu Hendar Purwanto, Anggota Koramil Langensari Banjar Ini Sukses Budidaya Jamur Crispy, Bikin Pangdam Kagum

"Para siswa langsung saya evakuasi keluar karena khawatir ambruk. Setelah itu, kelas tidak kami
pakai lagi karena riskan ambruk seluruhnya," ucapnya, Selasa 18 Oktober 2022.

Setelah kejadian itu, pihak sekolah berinisiatif menurunkan genteng bangunan agar beban
bangunan berkurang dan berharap tidak ambruk. Untuk keamanan sementara, atap bangunam juga ditopang tihang penyangga dari bambu dan kayu.

Adapun sementara ini para siswa yang kelasnya ambrol ini pindah dan disatukan ke ruangan kelas III. Meski demikian, jika melihat kondisi ruang kelas lain, kata Siti, tidak kalah menghawatirkan sebab usia bangunan yang sudah tua.

Baca Juga: Kecelakaan yang Libatkan Tiga Mobil PNS di Depan SMPN 5 Ciamis, Akibat Sopir Avanza Mengantuk

"Guna keamanan, tadi kami turunkan genteng dan rangka atap ditopang bambu agar jangan sampai ambruk total, sebab nantinya membahayakan," ujar Siti.

Kondisi tidak kalah miris dan memprihatinkan juga terjadi di SDN Neglasari yang berada di Kampung Lamelaut Desa Campakasari Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya. Akibat ruangankelas yang sudah lapuk termakan usia, membuat siswa dan guru waswas saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Sedikinya ada tiga ruang kelas yang kondisinya rusak parah dan mengancam keselamatan para siswa. Diketahui, bangunan sekolah yang dibangun tahun 1980 lalu itu, dari tujuh ruang kelas
yang ada 3 ruang kelas diantaranya rusak parah. Yakni ruang kelas IV, kelas V dan kelas VI.

Baca Juga: Jadwal Sholat Wilayah Priangan Timur, Rabu 19 Oktober 2022

Bukan hanya plafon yang jebol dan tembok dinding terkelupas serta retak retak, tetapi sejumlah kaca jendela pun telah pecah. Hingga dingding sekat pemisah ruangan kelas yang lapuk ini juga
sudah tidak berpintu.

"Sekolah ini sempat direhab, kala itu dikerjakan oleh rekanan. Hanya saja sudah sekitar empat tahun lalu, ketiga ruangan kelas yang baru di bangun tersebut kondisinya rusak berat," ujar Kepala SDN Neglasari, Erom Muktarom.

Kendati ruangan kelas yang mengalami kerusakan dan harus belajar di ruangan tidak layak, semangat para siswa yang berada di pelosok ini tidak pernah kendur.

Baca Juga: Kronologis Sengketa Lahan Alun-alun Kawalu dan Sekitarnya Versi Kuasa Hukum Ahli Waris

Bahkan puluhan siswanya setiap hari harus berjalan kaki menyusuri pesawahan dan bukit sejauh 3 sampai 4 Km untuk sampai ke sekolah.

Namun belajar di ruang kelas yang rusak bukan tanpa acaman, sebab sewaktu waktu bangunan bisa saja ambruk. Untuk mengantisipasi hal itu, maka setiap turun hujan para siswa terpaksa di pulangkan lebih awal. Langkah itu terpaksa dilakukan sesuai permitaan orang tua murid melalui komite sekolah.

"Sejak bangunan ruang kelas di sekolah mengalami kerusakan, kami pihak sekolah pun sudah melaporkan dan mengajukan perbaikan kepada pihak Dinas Pendidikan. Namun sampai kini belum ada realisasi," kata Erom.*



Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler