KABAR PRIANGAN-Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa hingga Selasa 22 November 2022 pukul 17.00 wib gempa susulan di wilayah Cianjur tercatat sebanyak 145 kali.
Namun Dwikorita meminta masyarakat tidak perlu cemas atas aktivitas gempa susulan yang masih terjadi ini.
“BMKG memperhitungkan kurang lebih 4 hari lagi InsyaAllah gempa-gempa tersebut sudah makin berkurang, InsyaAllah berhenti doa kita demikian dari hasil tren perhitungan,” ucap Dwikorita dalam konferensi pers dari Posko Darurat Kabupaten Cianjur pada petang tadi.
Baca Juga: Polisi, Buruh dan Suporter Sepak Bola di Garut Gelar Doa Bersama untuk Korban Gempa Cianjur
Berdasarkan analisis kajian BMKG, gempa di Cianjur ini merupakan gempa periode ulang kurang lebih 20 tahun.
Gempa yang terjadi dan merupakan pengulangan ini sudah terjadi sebanyak 6 kali namun 3 gempa sebelumnya terulang lebih dari 20-tahunan.
Selain memaparkan aktivitas kegempaan, Dwikorita juga memaparkan prakiraan cuaca di Jawa Barat dimana puncak musim hujan di Jawa Barat terjadi di bulan Desember.
Baca Juga: Pemkab Garut Kirimkan Sejumlah Bantuan untuk Korban Gempa Bumi Cianjur
Sementara pada tahun 2022 ini wilayah Jawa Barat relatif tidak mengalami musim kemarau.
“Sehingga perlu disiapkan, diwaspadai adanya potensi-potensi bencana ikutan seperti longsor,” jelasnya.
“Yang cukup penting untuk diwaspadai adalah material-material rontokan lereng-lereng akibat gempa banyak titik longsor,” lanjut Dwikorita.
Menurutnya, material-material tersebut dapat membendung lembah sungai di lereng atas dimana bila hujan turun terus menerus, air nya terbendung.
“Air yang terbendung itu mendesak onggokan tanah longsor tadi, akhirnya jebol sebagai banjir bandang,” papar Dwikorita.
“Sehingga yang perlu dijaga adalah upaya untuk membersihkan onggokan-onggokan di atas,” imbuhnya.
Hal yang sama juga dilakukan saat gempa yang terjadi di Palu dan di Pasaman Sumatera Barat dan juga di beberapa wilayah lainnya.
Dwikorita kembali menekankan bahwa langkah yang mendesak saat ini yaitu mengendalikan onggokan tanah material dan kayu-kayu yang menutupi sungai-sungai di lereng atas.
Dengan kata lain yang perlu dilakukan adalah pembersihan di bagian hulu terlebih dahulu.***