Gebyar Petik Buah Melon Disambut Antusias Warga Tasikmalaya, Petani Hasilkan Omzet Rp100 Juta per Sekali Panen

9 Desember 2022, 00:12 WIB
Ketua Kelompok Tani Jajaka Tandang Kecamatan Kalawalu Kota Tasikmalaya Dadan Ridwan memperlihatkan buah melon yang dipanennya pada kegiatan Gebyar Petik Buah Melon Tasikmalaya 2022, Kamis 8 Desember 2022. /kabar-priangan.com/Asep MS

KABAR PRIANGAN - Ajang Gebyar Petik Buah Melon Tasikmalaya 2022 oleh Kelompok Tani Jajaka Tandang Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, disambut antusias masyarakat.

Sejak Kamis 8 Desember 2022, warga dari berbagai daerah berdatangan ke lokasi di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

Dadan Ridwan, Ketua Kelompok Tani Jajaka Tandang Kawalu Kota Tasikmalaya yang juga penggagas kegiatan tersebut mengatakan, acara akan dilaksanakan selama empat hari, Kamis-kawaluMinggu, 8-11 Desember 2022.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Digelar dan BLT Cair, Konsumen Servis TV di Cimuncang Tasikmalaya Melonjak Dua Kali Lipat

"Hari ini merupakan hari pertama kegiatan gebyar petik buah melon yang akan diselenggarakan hingga 11 Desember 2022," ujar Dadan, Kamis 8 Desember 2022.

Dalam kegiatan tersebut, lanjut Dadan, konsumen atau pengunjung bisa datang sendiri ke kebun melon. "Bisa dengan keluarga, teman dekat, saudara untuk memetik sendiri buah melon yang akan dibeli sambil berswafoto dan wajib di update di medsosnya masing-masing. Ini bagian dari pemasaran penjualan kami," ujar Dadan.

Acara Gebyar Petik Buah Melon Tasikmalaya yang telah dilaksanakan sejak tahun 2020, ujar Dadan, sangat diapresiasi masyarakat. Selain bisa petik sendiri, pembeli juga diberi  edukasi tentang cara budi daya pertanian melon dengan kualitas cukup bagus seperti rasanya yang manis.

Baca Juga: Hidupkan Kembali Tritangtu, Masyarakat Sunda dan Bali Gelar Acara Kebudayaan di Tatar Galuh Ciamis

"Salah satunya karena kami membuahkan per satu pohon melon itu hanya satu buah sehingga nutrisi dan makanan untuk buah melon ini terffokus hanya untuk satu buah," ucap Dadan.

Adapun buah melon yang dipanen pada kegiatan itu adalah buah melon jenis golden. Kelebihannya dari melon biasa adalah dari bentuk dan warna jauh berbeda, dan dari sisi tingkat kemanisanya 13 persen lebih manis dibanding melon biasa. "Juga dari tekstur daging buah melonnya," katanya.

Menanam melon jenis golden, kata Dadan, dari mulai tanam hingga panen membutuhkan waktu sekitar 75 hari. Adapun ciri dari buah melon golden yang sudah layak dipanen cukup dengan melihat daun benderanya yang tepat berada di atas buah tersebut.

Baca Juga: Priangan Timur Berbatasan dengan Laut Wilayah Australia, Kantor Imigrasi Tasikmalaya Berperan Strategis

"Jadi tidak harus dicium aromanya atau buahnya ditepuk-tepuk, cukup dengan melihat daun benderanya saja jika sudah mengering berarti buah melon itu sudah mateng dan layak dipanen," ucap Dadan.

Untuk pemasarannya sendiri lebih fokus kepada acara tersebut. Namun pihaknya juga sempat melakukan training market ke sebuah supermarket yang ada di Kota Tasikmalaya ternyata sambutan pasarnya cukup bagus.

"Kemarin kami coba masukkan sebanyak 4 kuintal dan laku dalam waktu yang cukup singkat," ujarnya.

Baca Juga: Besaran UMK Jabar 2023 Telah Resmi Ditetapkan Gubernur Ridwan Kamil, DPC SBSI 1992 Priangan Timur Kecewa

Daya tahan simpan melon jenis golden sendiri, ujar Dadan, bisa mencapai satu setengah bulan. "Syaratnya jangan disimpan di pendingin atau kulkas, juga tidak boleh ada luka di melonnya dan tungkainya jangan sampai lepas," katanya.

Selama acara gebyar tersebut Dadan menjual melon hasil budidayanya seharga Rp25.000 per kg.
Dari luas lahan sekitar 3.500 m2 bisa menghasilkan minimal 4 ton per satu kali panen.

Jika diestimasikan dengan harga Rp25.000 per Kg maka omzet yang dihasilkan bisa mencapai Rp100 juta per satu kali panen.

Baca Juga: Modus Tarik Uang Nasabah, Karyawati Bank Plat Merah Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Tipikor

Selain sebagai ketua Kelompok Tani Jajaka Tandang Kecamatan Kalawalu Kota Tasikmalaya Dadan 
juga aktif di Pusat Pertanian Perkotaan dan Pedesaan Swadaya(P4S). Ini merupakan wadah konsultasi dan sharing ilmu pertanian yang beranggotakan tujuh kelompok tani.

Tujuh kelompok tani tersebut terdiri dari beberapa jenis pertanian seperti melon, kangkung, cabe, timun, bayam merah, kacang panjang dan lainnya. "Melalui P4S tersebut, setelah kami edukasi, produktivitas pertanian dan SOP budidaya pertanian yang bisa menghasilkan, kelompok tani tersebut mengalami kemajuan khususnya setelah pascapanen," katanya.

"Ketika harga mau tinggi yang kami kejar itu kualitas, bukan kuantitas. Artinya kami lebih mengedukasi bahwa petani sekarang itu bukan lagi petani tradisional melainkan petani profesional," ujar Dadan, menambahkan.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler