"Kita belum tahu, apakah pada distribusi vaksin berikutnya dari provinsi apakah vaksin sinovac ataupun astrazenica, kita belum dapat suratnya. Walaupun diaplikasinya vaksin astrazenica ini sudah muncul," kata Asep.
Termasuk lanjut Asep, walaupun dosisnya sama dua kali dosis, namun jangka waktu penyuntikannya berbeda.
"Katanya kalau untuk astrazenika jangka waktu penyuntikan dosis pertama ke penyuntikan dosis kedua lebih panjang dibanding sinovac. Ada yang empat minggu, ada yang delapan minggu, kita juga masih menunggu juknisnya seperti gimana," terang Asep.
Disinggung terkait kehalalan vaksin astrazenica yang hingga saat ini masih memunculkan kontroversi di masyarakat, Asep mengatakan, terkait itu pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah pusat.
Yang penting ujar dia, dari sisi keamanannya ketika disuntikan tidak akan menimbulkan reaksi negatif.
"Apalagi berdasarkan fatwa MUI sudah dibolehkan. Jadi walaupun memang ada unsur babinya, tapi kata MUI ketika dalam keadaan darurat dibolehkan," katanya.***