Menurutnya, sejak masih kecil keduanya kerap bermusuhan dan berkelahi. Padahal, sejak bapaknya meninggal dunia, Dadan bersama ibunya pindah ke Desa Sukapada tempat asal ibunya. Namun permusuhan itu terus berlanjut, dan perkelahian selalu terjadi.
"Sekitar usia SMP, sejak ayahnya meninggal dunia Dadan pindah ke tempat asal ibunya. Namun permusuhan itu terus berlanjut hingga sekarang. Asal ketemu dimana saja, selalu berakhir dengan perkelahian," ucapnya.
Baca Juga: Tingkatkan Profesionalitas Wartawan, Pikiran Rakyat Media Network Gelar UKW
Keduanya juga sudah sama-sama menikah. Dadan menikah dengan warga Desa Pamoyanan dan beridentitas warga Pamoyanan. Namun secara emosional masih warga Desa Sukapada, apalagi lebih sering tinggal di Sukapada.
Adapun terkait terjadinya duel berdarah itu, hingga saat ini belum jelas masalahnya dan masih diselidiki kepolisian.
Berdasarkan informasi, kejadian bermula saat Dadan sedang nongkrong di pinggir jalan bersama teman-temannya.
Baca Juga: Dua Pelaku Spesialis Curanmor Berhasil Dibekuk Satreskrim Polsek Cijeunjing Ciamis
Tiba-tiba, datang Dani yang juga bersama teman-temannya. Hingga terjadilah keributan yang sama-sama membawa senjata tajam jenis golok.
"Kemungkinan sudah janjian untuk melakukan duel. Karena ada informasi, sebelumnya Dadan yang mencari Dani," tuturnya.
Dikatakan Hendi, akibat duel itu, keduanya terkapar dengan penuh luka senjata tajam. Saat ini keduanya terbaring dan mendapatkan penanganan medis, ungkapnya.