Pasar Tani Sebaiknya Dibuka di Cikurubuk Tasikmalaya

- 7 April 2021, 08:08 WIB
KEPALA DKP3 H.Tedi Setiadi menghadiri rembug bulanan KTNA di Saung Peternakan AS-Salam Kelurahan Parakanyasag, Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Senin lalu.*
KEPALA DKP3 H.Tedi Setiadi menghadiri rembug bulanan KTNA di Saung Peternakan AS-Salam Kelurahan Parakanyasag, Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Senin lalu.* /kabar-priangan.com/Irman Sukmana/

KABAR PRIANGAN - Wacana Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan (DKP3) untuk menjadikan devo pasar ikan dijadikan spot untuk pasar komoditi produk pertanian sebaiknya ditinjau ulang.

Alasannya, keberadaan devo pasar masih identik dengan pasar ikan, sementara magnet konsumen untuk mencari komoditas pertanian lain mulai sayur, buah buahan dan lainnya tersentralisasi di pasar Cikurubuk.

"Jadi kalau mau mengambil ceruk pasar yang potensial, ya mestinya lokasi pasar tani dipusatkan saja di Cikurubuk. KTNA atau Gapoktan bisa diproyeksikan untuk mengelolanya secara profesional. Sementara kalau dipaksakan di devo, untuk menarik konsumen butuh waktu lama hanya untuk mengenalkan keberadaan lokasi itu," kata Dadan Ridwan, seorang petani muda usai menghadiri rembug bulanan KTNA di komplek peternakan domba As-Salam Parakanyasag, Kecamatan Indihiang, Senin lalu.

Baca Juga: Berwajah Garang dan Penuh Tato, Pelaku Pembobol Sekolah ini Meronta dan Menangis saat Dibekuk Polisi

Ia berasumsi, dengan memiliki jongko khusus di Cikurubuk, peluang para petani lokal untuk memasarkan hasil produksinya lebih terbuka.

Memang, persaingan ketat hingga terjadi saling banting harga sering tak terelakan. Nah dalam hal ini, kata dia, para petani harus berani juga seperti itu.

Contoh harga dasar cabe hijau dari petani ke bandar saat ini Rp 15 rebu perkilogram untuk kemudian bandar menjualnya kembali Rp 30 Rebu perkilogram.

"Nah kalau misalkan para petani suplaynya ke jongko KTNA, dari petaninya bisa jual di kisaran Rp 17-18 ribu dan jongko KTNA menjualnya kembali Rp 25 ribu. Dengan begitu, banyak yang diuntungkeun. Petani untung, KTNA jadi punya kas dan konsumen juga akan banyak memburu jongko yang jadi asset atau milik para petani lokal Tasik," kata dia.

Baca Juga: Soal Galian Pasir di Galunggung, Pengusaha Tambang dan Warga Saling Lapor

Petani lain Tedi menambahkan, persaingan dalam usaha sudah biasa dan lumrah. Tinggal jual kualitas hasi produksi pertanian yang akan bertahan dan jadi pemenang.

Satu hal lagi, kalau tanamannya, hasil ternaknya, hasil ikannya di produksi di tanah kota Tasikmalaya, saya yakin akan jadi kebanggaan masyarakat kota Tasikmalaya.

"Saya yakin konsumen Tasik pun akan lebih memprioritaskan jongko kita kok karena diyakini punya rasa memiliki terhadap daerah sendiri," kata dia.

Hanya soal tempat, wacana atau rencana pasar tani itu dibuka di lokasi yang banyak dilalui orang atau sudah ramai.

Baca Juga: Kasian, Korban Serangan Babi Hutan di Taraju Tasikmalaya Harus Kehilangan Tangan Kiri

"Ini akan punya peluang besar utuk bisa bertahan dan bisa berkelanjutan. Kalau pilihan tempatnya depo pasar ikan kanyanya kurang menarik. Mening sewa di Cikurubuk aja. Dinas atau pemerintah bisa membantu mengurus sewa jongko serta fasilitas pendukungnya kayaknya lebih menarik," kata dia.

Sebelumnya pada rembug KTNA yang digelar Senin, Kepala DKP3 H.Tedi Setiadi M.Pd mendorong KTNA serta Forum Gapoktan untuk segera menginventarisir kelompok tani dan hasil produksi pertanian yang siap dijual secara berkelanjutan.

"Saya ingin pasar tani tersebut bisa segera direalisasikan dalam mendukung kesejahteraan petani," kata Tedi. Adapun lokasi depot dijadikan alternatif dengan alasan lokasi itu sudah cukup dikenal dan tergolong dekat dari lokasi pemkot serta komplek perkantoran.

Baca Juga: Pencana Operasi Pasar Murah Tingkat Prov Jabar Jelang Ramadan 1442H Dibatalkan, Begini Penjelasan Pemerintah

"Itu pun baru usulan, makanya silahan para petani, gapoktan berdiskusi dan mengkaji secara matang untuk kita bahas dan dorong bersama," kata dia.

Ketua KTNA Munir Setiawan menambahkan, sebagai rintisan atau langkah awal, tak ada salahnya spot penjualan hasil pertanian di devo pasar ikan. Dengan rencana Kadis DKP3 untuk menggandeng PLT Walikota untuk jadi brand ambassador Pasar Tani serta himbauan ASN untuk beli kebutuhan produk hasil tani di tempat itu, ia yakin lokasi itu pun bisa coba.

Kalau tempat itu belum ramai, pihaknya mendorong supaya PLT Walikota ngabringkeun ASN untuk datang yang pada akhirnya berbalanja. "Nanti kita akan lakukan kajian lebih intens mengenai konsep yang terbaiknya," kata Munir.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x