Demi Ingin Bermain Wahana Air Saat Libur Lebaran 2021, Pengunjung Ampera Water Park Rela Antre Berjam-jam

- 16 Mei 2021, 17:07 WIB
Sejumlah pengunjung sedang menikmati wahana air di Ampera Water Park Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Minggu 16 Mei 2021.
Sejumlah pengunjung sedang menikmati wahana air di Ampera Water Park Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Minggu 16 Mei 2021. /kabar-priangan.com/Ema Rohima/

KABAR PRIANGAN -Pada libur Lebaran 1442 H atau 2021 ini, obyek wisata Ampera Water Park menjadi salah satu target kunjungan wisatawan.

Hal ini terlihat dari banyaknya wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata yang terletak di Desa Pamoyanan, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya.

Salah satu wahana yang menjadi incaran para wisatawan yakni kolam ombak, seluncur dan kolam air panas alami. Bahkan, wisata air di lahan seluas sekitar 4 hektar itu menyajikan wahana-wahana lainnya.

Baca Juga: Berkunjung ke Taman Bunga Nusantara Jangan Lupa Siapkan Masker dan Ikuti Protokol Kesehatan

Namun, seiring dengan Pandemi Covid-19 jumlah pengunjung dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas. Alhasil, jika kunjungan sudah maksimal maka pengunjung harus rela antri atau menunggu giliran.

Saat dikomfirmasi Manager Ampera Water Park, Firman Suryana membenarkan hal tersebut. Jumlah pengunjung diatur sesuai dengan aturan yakni 50 persen dari kapasitas. Sehingga jika pengunjung sudah terpenuhi, maka pengunjung lain harus menunggu.

"Iya betul, jumlah pengunjung diatur yakni maksimal 50 persen dari kapasitas. Selain itu penerapan protokol kesehatan juga diperketat," kata Firman kepada kabar-priangan.com, Minggu 16 Mei 2021.

Baca Juga: Perang Dentuman Lodong Sambut Kemenangan Idul Fitri di Kabupaten Tasikmalaya

Menurutnya, sejak dibuka Sabtu 15 Mei 2021 kemarin, jumlah kunjungan ke Ampera Water Park terjadi peningkatan dari hari biasanya. Namun pihaknya berkomitmen dengan Satgas Penanganan Covid-19, yang didampingi dengan TNI Polri masalah penerapan protokol kesehatan.

Sehingga jumlah pengunjung dibatasi. Jika sudah penuh, pengunjung yang baru datang harus menunggu di luar. Kalau ada pengunjung yang keluar, maka pengunjung yang baru datang diperbolehkan masuk.

"Kami mengutamakan kenyamanan pengunjung yang ada di dalam. Bagi yang belum masuk, menunggu pengunjung yang keluar," ucapnya.

Dikatakan Firman, dalam penerapan protokol kesehatan ini, diawasi langsung oleh jajaran Polres Tasikmalaya Kota.

Baca Juga: Umumkan Pencairan Honor Pegawai Non-ASN, Ridwan Kamil Promosikan Terompah Tasik. Disambut Keluhan Guru Honorer

Bahkan, mereka juga mengapresiasi dalam penerapan protokol kesehatan yang dilaksanakan sangat ketat. Karena penerapan protokol kesehatan menjadi syarat utama, selain memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, juga membatasi jumlah pengunjung.

Selain itu, jam operasional juga dikurangi dan tidak mengumumkan terkait pembukaan obyek wisata. Karena pihaknya juga mengutamakan kenyamanan pengunjung dan kesehatannya.

"Pengunjung yang datang berasal dari wilayah Tasikmalaya, Majalengka, Garut DNA Ciamis. Kita menyiapkan wahana berbagai macam kolam, dari mulai kolam terapi air panas, sampai wahana bermain air lainnya," ungkapnya.

Baca Juga: Wisatawan Terjebak Macet Berjam-jam di Kawasan Gunung Gelap Jalur Menuju Kawasan Wisata Garut Selatan

Hal tersebut dibenarkan Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Doni Hermawan. Menurutnya, pihaknya melakukan pengecekan langsung terkait penerapan protokol kesehatan di Ampera Water Park. Jumlah pengunjungnya cukup banyak, karena area wisatanya pun cukup luas.

Satgas Covid-19 menjaga pintu masuk ke wahana Ampera Water Park untuk mengawasi protokol kesehatannya.
Satgas Covid-19 menjaga pintu masuk ke wahana Ampera Water Park untuk mengawasi protokol kesehatannya.

"Kapasitas pengunjungnya sebanyak 2.000, namun dibatasi hanya 50 persennya saja. Itupun dibatasi dengan waktu," ucapnya.

Menurutnya, berdasarkan pengecekan penerapan protokol kesehatan cukup baik, begitupun dengan pengaturan jumlah pengunjung, mulai sistem antrian dan pengecekan kesehatan pengunjung.

Dengan demikian diharapkan dengan dibukanya obyek wisata, tidak sampai menjadi klaster wisata. Untuk itu obyek wisata tetap berjalan, namun protokol kesehatan juga bisa dipatuhi lebih tegas.

Sebaliknya, jika nantinya ditemukan abai terhadap protokol kesehatan dan tidak ada pembatasan maka sanksinya yakni ditutup. Untuk itu pihaknya akan terus mengawasi dan pantau dengan menempatkan anggota untuk memastikan aturan itu diterapkan, ungkapnya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah