Risha Zaina Shafana, Bayi Penderita Sindrom Treacher Collins Harus Jadi Perhatian Serius Pemerintah

- 5 Agustus 2021, 19:09 WIB
PLT Walikota H. M. Yusuf (kiri) memberikan bantuan saat mengunjungi keluarga Risha.*
PLT Walikota H. M. Yusuf (kiri) memberikan bantuan saat mengunjungi keluarga Risha.* /kabar-priangan.com/Irman Sukmana/

KABAR PRIANGAN - Tersendatnya pelayanan kesehatan Risha Zaina Shafana (8 bulan), bayi yang terlahir prematur dengan diagnosa menderita penyakit Sindrom Treacher Collins diharapkan jadi perhatian serius.

Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, H. Gilman Mawardi mengingatkan agar program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk mencapai Universal Health Coverage (UHC) segera direalisasikan sesuai target.

Dalam kasus Risha yang tidak bisa menggunakan Jamkesda yang dimilikinya untuk berobat ke RS Cicendo, kata dia, memang sesuai dengan intruksi presiden, pemerintah daerah tidak boleh melaksanakan program Jamkesda dan harus segera beralih ke JKN.

Baca Juga: Polsek Cisayong Berhasil Amankan Kelompok Bermotor Ugal-ugalan yang Videonya Viral

"Namun sayangnya di Kota Tasikmalaya belum tercapai UHC-nya, sehingga tak heran jika masih ada masyarakat miskin yang belum masuk program KIS, termasuk Risha, " ujar Gilman.

Sekarang, dengan menjadi peserta KIS, Risha bisa berobat kemanapun meskipun tentu ada proses waktunya agak lama.

"Kami di Komisi 4 dari tahun kemarin mendorong Pemkot untuk segera mencapai UHC sesuai Inpres agar supaya ketika ada masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan tidak terkendala masalah biaya, " kata dia.

Baca Juga: KPAID Kabupaten Tasikmalaya Temukan Fakta Perdagangan Manusia pada Gadis 14 Tahun Asal Tanjungjaya

Terakhir, saat komisi 4 menggelar Rapat Kerja dengan Dinas Sosial, BPJS dan Dinas Kesehatan, pihaknya mendorong agar pemkot melakukan akselerasi ketercapaian program UHC dengan melibatkan beberapa opd dan punya target di tahun 2022 bisa tercapai sesuai RPJMD Budi Yusup.

"Saat ini, berdasarkan hasil rapat, masyarakat yang sudah jadi peserta JKN mencapai hampir 80 persen dengan angka kemacetan yang masih lumayan. Pemkot berkomitnen akan merealisasikan targetnya di tahun 2022 mendatang. Mudah-mudahan tidak meleset, " kata Gilman.

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah