Sedangkan untuk mandi, untuk saat ini menjadi nomor sekian karena dianggap tidak terlalu mendesak.
Baca Juga: Nasib 200 Pelamar CASN Pemkot Banjar 'di Ujung Tanduk', Simak Penjelasan Kepala BKPPD Kota Banjar
Untuk kebutuhan air minum, diungkapkannya ia pun memilih untuk menggunakan air minum isi ulang.
Sedangkan untuk mencuci, warga terpaksa harus menggunakan air sungai itu pun sebelumnya mereka harus rela berjalan kaki dulu dengan jarak ratusan meter.
Menurut Jafar, di daerahnya itu setiap tahunnya pasti terjadi bencana kekeringan yang menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Hal ini terjadi setiap kali musim kemarau melanda karena perkampungan mereka berada di kawasan perbukitan.
Masih menurut Jafar, di daerahnya tersebut saat ini memang sudah ada sejumlah sumur. Namun saat musim kemarau seperti sekarang ini, walaupun sudah digali sedalam mungkin, sumur tersebut hanya bisa mengeluarkan air dalam jumlah yang sediit sehingga sangat tak seimbang dengan tingkat kebutuhan warga.
"Kalau sawah mah jelas-jelas kondisinya sudah sangat kering. Jangankan memikirkan untuk keperluan pertanian, untuk kebutuhan sehari-hari saja sudah sangat sulit," katanya.
Baik Yeni maupun Jafar berharap agar segera ada solusi guna mengakhiri penderitaan yang dialami warga akibat sulitnya mendapatkan air bersih setiap kali usim kemarau.