Sementara itu, pemilik CV Mandiri Persada, Sinta Dewi, menjelaskan, jika potensi pasar briket arang batok kelapa ini sangat banyak di luar neeri, terutama timur tengah dan Eropa. Mayoritas dipergunakan untuk penggunaan roko shisha dan arang barbeque.
Produksi yang sudah dimulai sejak tahun 2015 ini mampu mempekerjakan 100 orang warga setempat untuk produksi di pabrik, dan puluhan warga lainnya di dua kampung guna proses pengemasan di rumah-rumah mereka.
Baca Juga: Kompetensi Guru di Sekolah NU Harus Terus Diasah
"Saya setiap minggu eksepor, minimal 2 kontainel seminggu. Satu kontainer itu ada yang 25 ton ada yang 18 ton," jelas Sinta.
Meski dengan produksi yang besar, akan tetapi untuk bahan baku kebanyakan dari pulau Sumatra. Hal ini karena bahan baku arang lokal belum mempu memenuhi kebutuhan jumlah dan standar arang yang diminta. Ada pun pasokan arang dari wilayah Pangandaran, namun tetap jumlahnya masih kurang.***