Titik Nadir Peternak Telur Ayam, Ratusan Peternak Terancam Gulung Tikar

- 30 September 2021, 21:31 WIB
Daripada dijual murah, petani ayam petelur di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya membagikan telur secara gratis ke warga sekitar, Kamis, 30 September 2021.*
Daripada dijual murah, petani ayam petelur di Kelurahan Karsamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya membagikan telur secara gratis ke warga sekitar, Kamis, 30 September 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Anjloknya harga telur yang terjadi saat ini di Kota Tasikmalaya merupakan titik terendah selama kurun waktu lima-enam tahun terakhir. Dampaknya puluhan atau bahkan ratiuan petani ayam petelur di Kota Tasikmalaya terancam gulung tikar alias bangkrut.

Selain harga telur ayam yang terus anjlok, petani ayam petelur juga dihadapkan pada harga pakan yang terus melonjak.

"Saat ini harga telur sekarang sudah diangka 13.000 di kandang. Disisi lain selama harga telur anjlok tersebut harga pakan justru sudah tiga kali mengalami kenaikan," ujar Maesih (56) salah seorang petani ayam petelur di Kampung Sukasirna Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, Kamis, 30 September 2021.

Baca Juga: Harga Telur Terus Anjlok, Petani Ayam Petelur Kota Tasikmalaya Ancam Lepaskan Ribuan Ekor Ayam di Bale Kota

Menurut Maesih, saat normal harga pakan berada di angka Rp 285.000 per karung dengan berat neto per karungnya 50 kg. Sejak harga telur anjlok, ujar Maesih justru harga pakan mengalami tiga kali naik dari Rp 285 ribu, naik menjadi Rp 300.000, naik lagi menjadi Rp 320,000 hingga sekarang naik kagi diangka Rp 345.000 per karung.

"Sementara lanjut dia harga telur ayam sekarang sudah Rp 13 ribu per kg di kandang. Boro-boro harga telur 13.000, harga telur Rp 15.000 per kg pun jika harga pakan mencapai 345.000 tetap biaya produksi tidak akan tertutup," katanya.

Idealnya lanjut dua, jika petani tidak terlalu merugi, penjualan harga telur di kandang itu di angka Rp 18.500 hingga Rp 19.000 per kg. "Baru ada lebihnya. Kalau dengan harga sekarang baroraah untung yang ada buntung," katanya.

Maesih mengaku, sejak dua bulan terakhir harga telur ayam anjlok, dari asalanya memiliki ayam petelur di kandang sebanyak 1800 ekor, kini tinggal sebanyak 740 ekor. Hal itu karena sebagian besar ayamnya sudah ia jual karena tidak kuat mengasih pakan.

Baca Juga: Musyawarah Agung Para Raja dan Sultan di Sumedang Hasilkan Tujuh Titah

"Ya saya terpaksa menjual ayam nya. Untuk sisa ayam dengan jumlah segitu saja saya masih nombok," katanya.

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x