Dijelaskan Yayat, modus orang tak bertanggungjawab itu mengatasnamakan beberapa kepala desa, meminta dikirim pulsa dan meminjam uang dengan dalih untuk biaya operasional konsultan.
"Kejadian penipuan itu, diketahui Selasa, 19 Oktober 2021 sekira pukul 17.21 WIB ," ujarnya.
Adapun kasus penipuan dengan modus minta pulsa melalui pesan WhatsApp di Kota Banjar, mulai ramai sejak Minggu malam dengan mencantumkan foto kades, ada juga melampirkan foto bersama keluarganya.
Kades Kujangsari, Ahmad Mujahid, mengatakan, saat itu, fotonya dijadikan profil di WhatsApp nomor orang tak bertanggunjawab. Anehnya, pelaku penipuan tahu nama-nama kades dengan sasaran warga dan counter.
Baca Juga: Ketahuan Curi Motor, Dua Pelaku Babak Belur Dihakimi Massa di Bungbulang Garut
"Dari laporan warga, foto tersebut meminta dikirim pulsa senilai Rp 200 ribu. Selain itu, penipu itu juga minta transfer uang senilai Rp 3 juta ke Bank BRI dan Bank Permata ," ujarnya.
Kades Mekarharja, Aep Saefullah, mengatakan, akibat catut foto, ada warganya yang tertipu.
" Warga saya ada yang tertipu. Setelah ada pesan itu, langsung kirim pulsa sebesar Rp 200 ribu ," ujarnya.
Kades Rejasari, Subur Waluyo, mengatakan, aksi penipuan dan pembajakan foto dari keponakannya. Saat itu, meminta pulsa Rp 200 ribu.
"Keponakan saya tidak tertipu, karena tahu nomor saya yang sebenarnya. Sesaat penipu minta pulsa, langsung menghubungi hape ke saya yang asli,” ujar Subur seraya mengatakan, penipu menggunakan foto dirinya bersama istrinya.