Apalagi ujar dia, kasus DBD saat ini sudah merata di 22 puskesmas yang ada di Kota Tasikmalaya.
"Artinya disemua puskesmas sudah ada kasus, walaupun memang ada kelurahan yang belum ada kasus DBD. Ini patut disukuri karena di tahun 2020 kemarin di 69 kelurahan di Kota Tasik semua ada kasus DBD," ujar Asep.
Saat ini lanjut Asep, masih ada sembilan kelurahan yang masih nol kasus DBD. Mudah mudahan ini tetap terjaga dengan prilaku 3 M dan gerakan satu rumah satu jumantiknya.
"Dinas Kesehatan juga telah melakukan intervensi dengan maksimal pengendalian kasus DBD di seluruh wilayah Kota Tasikmalaya terhadap semua umur mulai dari balita, orang dewasa dan orangtua.
Kalau melihat grafiknya kata Asep, memang terjadi penurunan grafik dimana kasus tertinggi terjadi di Bulan Juni 2021 yaitu sebanyak 104 kasus. Juli 54, Agustus 43 kasus dan September 63 kasus."Mudah-mudah terus melandai hingga Desember 2021.
Untuk itu lanjut dia, masyarakat diminta untuk terus menggalakan kebersihan lingkungannaya selalu melaksanakan 3M dan segera melaporkan bila ada jentik nyamuk dirumahnya.
"Kami juga terus melakukan penyemrotan atau foging guna membasmi sarang nyamuk di tengah-tengah pemukiman masyarakat," kata Asep.
Cipedes Terbanyak Kasus DBD
Untuk wilayah pandemik DBD sendiri ujar asep, terjadi di kelurahan Kahuripan sebanyak 28 kasus, Tuguraja 24 kasus, Padayungan 23 ksus, Cipedes 19 kasus, Lengkonsari 19 kasus.