Jelang Pilrek Unsil Tasikmalaya 2022 Muradi Tawarkan Tagline Unsil Me-WANGI, Ingin Unsil Semakin Dicintai

- 10 Januari 2022, 22:15 WIB
 Prof. Muradi (kiri) berbicara saat acara talkshow di Redaksi Kelompok Informasi Masyarakat Tasikmalaya.*
Prof. Muradi (kiri) berbicara saat acara talkshow di Redaksi Kelompok Informasi Masyarakat Tasikmalaya.* /Kabar-Priangan.com/Irman Sukmana

KABAR PRIANGAN - Persaingan dalam kontestasi Pemilihan Rektor Universitas Siliwangi (Pilrek Unsil) Tasikmalaya 2022 idealnya harus diwarnai dengan adu ide dan gagasan.

Setiap bakal calon dalam Pilrek Unsil 2022 diharapkan menyampaikan ide dan gagasannya terkait dengan perubahan dan kemajuan Unsil agar menjadi bahan pertimbangan objektif setiap anggota Senat Unsil.

Menyadari pentingnya gagasan atau skema dalam merealisasikan kemajuan Unsil, Prof. Muradi, salah satu kandidat rektor Unsil pada ajang Pilrek Unsil 2022, telah mencetuskan idenya tersebut dengan tagline Unsil me-WANGI.

Baca Juga: Hari Pertama PTM 100 Persen di Kota Tasikmalaya, Para Siswa Sekolah Antusias

Tagline me-WANGI itu dia kemukakan saat mengisi acara talkshow yang diadakan di redaksi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kecamatan Indihiang, akhir pekan lalu.

Di mata Muradi, ide dan gagasan itu muncul sebagai sebuah jalan atau cara untuk membawa Universitas Siliwangi ini menuju perubahan dan Kemajuan. Hal tersebut ia sampaikan pada acara talkshow yang dipandu Wartawan Senior Grup Pikiran Rakyat M. Ridwan.

"Me-WANGI adalah akronim dari lima poin terkait dengan ide dan gagasan yang hari ini coba saya tawarkan kepada civitas akademika Unsil khususnya dan masyarakat Tasikmalaya, Priangan Timur dan bahkan Jawa Barat pada umumnya," ujar Muradi. 

Baca Juga: Aksi Ulama Marah dan Bentak Anggota DPRD Garut Viral, Ini Masalahnya

Ia menjabarkan, akronin W (Wisdom Locally/kearifan Lokal), kemudian A (Academic Integrity/ Integritas Akademik), N (Networking/Jejaring), G (Global Orientation/Orientasi Global), serta I (Innovation/Inovasi Keunggulan).

Lima poin itu akan menjadi dasar ide dan gagasan perubahan dan kemajuan Unsil ke depan yang ditawarkan oleh Muradi. Wisdom Locally atau kearifan lokal satu hal penting yang ditawarkan oleh Muradi bagi universitas yang berada di Kota Tasikmalaya, Priangan Timur Jawa Barat.

Nilai atau filosofi Kasundaan menjadi nilai kearifan lokal, selain itu nama Siliwangi yang sarat akan nilai dalam nama Universitas Siliwangi memiliki nilai dan ajaran yang perlu ditanamkan dan dijalankan.

Baca Juga: Buntut Penghapusan Tunjangan Daerah 779 ASN Guru Bersertifikasi di Banjar, Dampak dari Ketidaktegasan Aturan

Nilai–nilai Kasundaan dan Siliwangi seperti Silih Asah yang berarti bahwa civitas akademika Unsil harus mampu untuk saling mencerdaskan dan saling memperluas wawasan di ranah internal dan eksternal kampus.

Silih Asih yang berarti civitas akademika Unsil harus guyub dan saling mengasihi atau saling memberikan kasih sayang yang tulus agar tercapai satu tujuan bersama demi perubahan dan kemajuan Unsil.

Silih Asuh yang artinya civitas akademika Unsil harus saling membina, menjaga, dan mengayomi, selayaknya yang tua membina dan mengayomi yang muda dan yang muda menjaga yang tua. Nilai ini harus terjaga agar kerja sama demi kemajuan dan perubahan Unsil ini dapat terwujud.

Baca Juga: RSUD Kawali Resmi Layani Pasien, Bupati Pertanyakan Kantor BPJS Kesehatan Tak di Ciamis, Malah di Banjar

"Silih Wawangi atau Silih Wangi yang artinya civitas akademika Unsil harus menghubungkan hal positif dan memberikan hal yang positif terhadap sesama atau silih dorong silih rojong antarsesama," ucap Muradi.

"Bukan saling menjatuhkan karena pada akhirnya kemajuan dan perubahan Unsil menjadi cita-cita dan tujuan Bersama," tuturnya, melanjutkan.

Sedangkan Academic Integrity atau integritas akademik adalah sebuah prinsip moral dan nilai yang harus diterapkan di lingkungan akademik.

Baca Juga: Soal Temuan Fosil Purba dan Arca Kembar di Desa Jembarwangi, Begini Kata Sekda Sumedang

Integritas akademik ini memiliki lima prinsip penting yang harus dijaga dan diterapkan oleh seluruh civitas akademika yakni, Prinsip Kejujuran, Saling Percaya, Keadilan, Saling Menghormati dan Bertaggung Jawab.

Di mata dia, setiap perubahan dan kemajuan harus berdasar pada prinsip kejujuran, saling percaya pengolahan interpersonal dan sosial-kognitif dikaitkan dengan cara keputusan berbasis kepercayaan yang dibuat.

Kepercayaan menjadi suatu keyakinan antara satu orang dengan orang lain mengenai maksud dan perilaku mempunyai dampak mendalam terhadap perilaku individual, Prinsip keadilan yang menjunjung tinggi tindakan sehingga dapat memberikan nilai adil bagi orang lain.

Baca Juga: MISTERI SUMEDANG: Tempat Ini Jadi Saksi Penampakan Ratu Ular Pesugihan Waduk Jatigede

"Prinsip ini memberlakukan segala sesuatu secara universal dan menghargai hak orang lain. Prinsip saling menghormati merupakan salah satu asas yang ada dalam integritas akademik," kata Muradi yang dikukuhkan jadi guru besar pada usia 42 tahun ini.

Ditambahkannya, adanya prinsip saling menghormati, akan tercipta keharmonisan di dalam dunia pendidikan, prinsip tanggung jawab adalah prinsip menjalankan tugas dan amanah masing–masing sesuai dengan aturan untuk menuju perubahan dan kemajuan.

"Lima prinsip dari integritas akademik ini menjadi landasan perubahan dan kemajuan Unsil yang wajib diimplementasikan oleh seluruh civitas akademika Unsil," katanya.

Baca Juga: Saat Memetik Teh di Perkebunan Tasikmalaya, Nining Melihat Rumahnya Kebakaran, Tiga Anaknya Lolos dari Maut

Kemudian Networking atau Jejaring dalam upaya perubahan dan kemjuan Unsil hal yang tentunya diperlukan adalah bagaimana Unsil perlu menjalin hubungan dan membangun jejaring pentahelix dengan kampus lain, dunia usaha, masyarakat, pemerintah dan media.

"Baik itu jejaring regional Tasikmalaya, Priangan Timur, Jawa Barat, nasional bahkan internasional, sehingga sebagai lembaga pendidikan tentunya Unsil mampu berlari dengan cepat ke arah kemajuan dan perubahan melalui jejaring yang dibangun," katanya.

"Sekaligus mengimplementasikan prinsip Tridharma Perguruan Tinggi sebagai tugas pokok Unsil sebagai lembaga pendidikan perguruan tinggi," ucap Muradi.

Baca Juga: Pengurus Karang Taruna di Indihiang Tasikmalaya Harus Merawat Prinsip 'Sok Sanajan', Bukan 'Atuda'

Muradi juga menawarkan jejaring yang dimilikinya untuk bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan dan perubahan Unsil ke arah yang lebih baik.

Global Orientation sebagai satu–satunya perguruan tinggi di Priangan Timur, Unsil memang sudah seharusnya berorientasi terhadap perkembangan dunia global, dimana Unsil harus menjadi kebanggaan masyarakat Priangan Timur, Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umunya.

"Dengan menjadi perguruan tinggi negeri yang mampu menjawab tantangan zaman dan perkembangan dunia global," tutur dosen di Universitas Padjadjaran Bandung itu.

Baca Juga: Kasus Predator Anak Kembali Mencuat di Bandung, Empat Anak Jadi Korban. Pelaku Asal Garut, Kabur di Pagi Buta

"Unsil hari ini harus mampu merespons era baru yang tengah terjadi di dunia global melalui keilmuan, riset, metode dan teknologi pembelajaran, juga manajemen dan tata kelola organisasi sehingga Unsil mampu memiliki daya saing global," kata Muradi menambahkan.

Terakhir adalah Innovation atau Inovasi sebagai lembaga pendidikan Unsil harus mampu menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi dengan menjadi Leading Sector inovasi bagi terciptanya satu gagasan, ide atau produk dan memunculkan potensi–potensi keunggulan baik dari internal Unsil atau dari eksternal Unsil sendiri.

"Saya memberikan tawaran untuk mendorong lahir dan terciptanya inovasi-inovasi yang diberikan oleh seluruh civitas akademika Unsil, sehingga Unsil dapat memberikan sumbangsih yang lebih konkrit dan positif untuk Tasikmalaya, Priangan Timur, Jawa Barat dan Nasional dan membawa Unsil menjadi Universitas yang dicintai dan dibanggakan masyarakat," kata Muradi.*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah