KABAR PRIANGAN - Pendidikan pencegahan radikalisme dan terorisme menjadi kurikulum pembelajaran di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kurikulum tersebut di Indonesia baru pertama kalinya diberlakukan di Kabupaten Garut.
Demikian disampaikan Bilal selaku unsur Direktur Pencegahan Satuan Khusus Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai pembicara di acara seminar BNPT Direktorat Pencegahan yang digelar Majelis Ta'lim Mujahidin Garut di Aula Lantai 2 Gedung PGRI Garut jl. Pasundan Garut Kota.
Baca Juga: Warga Tiga Desa di Limbangan Garut Diberikan Penyuluhan Hukum dan Kesehatan Pernikahan Dini
"Selama 8 bulan ini kami direktorat pencegahan BNPT membuat terobosan bersama dengan Dinas Pendidikan Garut memasukan materi strategi penanggulangan radikalisme terorisme ke kurikulum tingkat TK,SD dan SMP," ujarnya.
Bahkan saat ini, kurikulum untuk tingkat SMA pun sudah jadi. Dan ini pun paten materi penanggulangan radikalisme menjadi mata pelajaran. Bilal menyebutkan, Garut menjadi pilot project nasional penerapan materi pelajaran pencegahan radikalisme terorisme.
"Kita mulai dari Garut, ini nasional. Garut menjadi projek nasional,. Ini yang pertama di Garut," ucapnya.
Baca Juga: Meski Sudah Meminta Maaf, Pemerhati Publik Garut Tetap Akan Laporkan Arteria Dahlan
Menurut Bilal, guna melakukan pencegahan paham radikalisme terorisme, BNPT selain menerapkan di lingkungan sekolah juga menerapkan di lingkungan masyarakat mulai dari tingkat RT, RW dan Desa.
"Untuk strategi pencegahan radikalisme di lingkungan masyarakat, kami punya program majelis ta'lim Mujahidin NKRI mulai tingkat RT, RW sampai desa/kelurahan" katanya. Menurut Bilal, visi penerapan pendidikan pencegahan terorisme di masyarakat melalui majelis ta'lim, yaitu guna memoderasi umat beragama. Jadi intoleransi tidak ada lagi di lingkungan masyarakat.