Tempat peternakan lele yang dikelolanya di daerah Kampung Buleud tersebut, tambah Rian, bukan seperti tempat peternakan pada umumnya yang mengelola dari awal sampai akhir pemeliharaan lele.
Kolam tersebut hanya digunakan sebagai tempat pengepulan dimana lele dari para petani ditampung di tempat tersebut untuk kemudian dijual lagi.
Dengan demikian, kolam yang ada di tempat tersebut seringkali kosong sehingga pemberian pakan pun tidak dilakukan tiap hari.
Baca Juga: Harga Kacang Kedelai Naik 40 Persen, Pabrik Tahu Tempe di Tasikmalaya Terpaksa Potong Upah Pegawai
“Ini juga bisa meminimalisir tingkat pencemaran mengingat pakan yang diberikan tidak terlalu banyak,” katanya.
Di sisi lain Rian mengakui jika sampai saat ini pihaknya belum mengantongi perizinan untuk tempat pengelolaan ternah lele itu.
Alasannya, pihaknya membuka usaha di tempat tersebut belum terlalu lama, baru berjalan sekitar 8 bulanan.
Baca Juga: Misteri Ular Raksasa di Gunung Geulis Sumedang, Pernah Terlihat Berubah Jadi Selendang
"Untuk perizinan memang belum kami kantongi karena memang belum terlalu lama. Saat ini masih dalam proses pengajuan ke pihak Pemerintah Desa Jati," ucap Rian.***