Seorang pengendara motor, Ny. Jubaedah mengaku, ketersediaan BBM di Pom Mini dirasakan bermanfaat untuk masyarakat yang kehabisan bensin dan jauh dari SPBU.
"Saya sangat merasakan repotnya habis bensin jauh ke SPBU, saat Pom Mini tutup. Dengan terpaksa, diharuskan mendorong sepeda motor jauh, mencari tukang bensin yang buka," ucap Ny.Jubaedah.
Baca Juga: INFO MUDIK: Hampir 90 Persen PJU Mati di Jalur Mudik Mangunreja Tasikmalaya Hingga Cilawu Garut
Hal senada dikatakan Amin. Menurutnya, karena Pom Mini tutup, dirinya sempat naik ojeg jauh dan membeli bensin menggunakan plastik.
"Gegara Pom Mini tutup, bayar ongkos ojeg putar putar cari tukang bensin, harga bensin terasa mahal sekali. Walaupun belinya hanya 1 liter saja, asal motor bisa nyala," ucapnya.
Salah seorang Pengelola SPBU di Kota Banjar, Ikin menyatakan, SPBU masih membolehkan melayani pembelian BBM menggunakan jerigenan selama ini.
Baca Juga: Ketua DPD NasDem Garut Siap Dicalonkan Jadi Bupati, Asal Ini Syaratnya
"Pembelian pertalite dan solar menggunakan jerigen dibatasi, maksimal 5 jerigen atau 150 liter per orang per hari. Ini sebagai upaya pemerataan untuk mencukupi kebutuhan pertalite dan solar di Kota Banjar, termasuk pemerataan penjualan kepada pelaku usaha Pom Mini di Kota Banjar ," ucap Ikin.
Menurutnya, pembatasan penggunaan jumlah jerigen BBM di SPBU, kembali kepada kebijakan masing-masing SPBU. Artinya, saat ini SPBU masih dibolehkan melayani jerigenan. Baik, solar, pertalite maupun pertamax.
"Khusus pertamax, masih dibebaskan membeli jerigenan, tak dibatasi 5 jerigen seperti pertalite atau solar," ucap Ikin.