"Ini tanggung jawab bersama mewujudkan sungai yang bersih dari beragam sampah. Karena, kalau sudah banjir kerugiannya itu berdampak luas kepada masyarakat," ucapnya.
Diketahui, wilayah Sungai Citanduy merupakan wilayah sungai lintas provinsi. Mulai hulu di Gunung Cakrabuana Jawa Barat dan bermuara di Sagara Anakan Jawa Tengah.
Karena, saat penanganan bencana diperlukan koordinasi dan sinergi. Baik ketika penanganan darurat maupun penanganan pascabencana bersama seluruh stakeholder terkait.
"Penanganan secara struktural untuk mengatasi masalah bencana, tidak menjamin daerah yang telah ditangani tersebut sudah bebas dari bencana. Berlatar hal itu, diperlukan penanganan secara non struktural dan berimbang," kata Bambang.
Sementara itu, kecepatan air banjir mengalir dari hulu Citanduy di Kabupaten Tasikmalaya sampai Banjar, diperkirakan satu jam. "Kecepatan air banjir dari Tasikmalaya sampai Banjar itu sekitar satu jam lamanya. Saat banjir daerah hulu, saat itu juga daerah hilir harus bersiaga dan bergerak cepat menyelamatkan diri, khususnya yang ada sekitar bantaran sungai," ucapnya.
Menurutnya, dalam upaya pengawasan banjir di sepanjang wilayah Sungai Citanduy saat ini sudah ada 36 pos pantau muka air sungai, 42 pos curah hujan serta dua pos klimatologi.
"Kami, BBWS Citanduy bersama Tim Satgas Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air di Lingkungan BBWS Citanduy, mulai wilayah hulu, tengah dan hilir selalu siap siaga 24 jam. Semua posko siaga banjir saat ini sudah aktif melaksanakan piket banjir dan siap menyampaikan informasi banjir sampai wilayah hilir. Kami juga bekerjasama ORARI," ujarnya.