KABAR PRIANGAN - Suksesnya pelaksanaan acara Festival Cihideung 2022 Kota Tasikmalaya ternyata mengundang permasalahan lain.
Akibat pelaksanaan konser musik Festival Cihideung 2022 yang berlangsung hingga tengah malam, warga yang tinggal di kawasan Cihideung Kota Tasikmalaya mengeluh.
Mereka mengaku tak bisa beristirahat karena adanya konser musik dengan suara yang sangat keras di acara Festival Cihideung tersebut, disertai dengan gemuruh ribuan penonton yang memadati area panggung di pusat Kota Tasikmalaya ini.
Salah seorang warga di sekitar Cihideung mengaku, dirinya dan keluarganya tak bisa beristirahat karena suara gaduh dari pelaksanaan konser musik tersebut.
“Bukan hanya tak bisa beristirahat, kegiatan kami pun terganggu oleh suara yang sangat berisik,” kata warga tersebut.
Lebih parahnya lagi, kata dia, ada warga yang juga tak bisa pulang karena terhalangi oleh padatnya pengunjung di acara Festival Cihideung 2022 tersebut.
“Salah satu anggota keluarga kami baru bisa pulang setelah pelaksanaan acara selesai,” keluhnya.
Termasuk juga karyawan toko yang berada di kawasan Cihideung, juga kesulitan untuk bisa pulang setelah toko tutup karena tertahan oleh padatnya pengunjung.
Keluhan lainnya pun datang dari pemilik toko yang menjual pakaian. Penyebabnya, di acara Festival Cihideung tersebut banyak pedagang kuliner yang menjual menu bakar-bakaran, seperti sosis bakar dan lainnya.
Rupanya, asap dari bakar-bakaran itu masuk ke dalam toko dan membuat baju yang dijual menjadi bau asap bakaran makanan. “Baju jualan kami jadi bau asap,” keluh pemilik toko pakaian.
“Termasuk juga banyak pedagang yang membawa soundsistem sendiri dan membunyikannya keras-keras di stand mereka. Sehingga seperti terjadi perang sound sistem, sehingga membuat kami tidak nyaman,” katanya.
Minta dievaluasi
Warga yang berada di sekitar kawasan Cihideung, termasuk para pemilik toko mengaku tak keberatan dengan adanya konsep Festival Cihideung ini.
Baca Juga: Intip Resep Tempe Katsu Saus Asam Manis Pedas, Wajib Coba Rasanya Seenak Ayam!
Bahkan mereka mendukung penuh program-program pemerintah ini. Hanya saja menurutnya, konsepnya perlu dievaluasi.
“Karena kawasan Cihideung ini bukan tempat yang tepat buat konser musik. Mungkin kalau di Dadaha, ya bisa konser musik. Tapi kalau di Cihideung, lebih tepatnya mungkin semacam akustikan,” kata dia.
Selain itu, kata pemilik toko pakaian ini, harus ada regulasi bagi para peserta Festival Cihideung agar kegiatan ini lebih tertib dan lebih membuat nyaman semua pihak.
“Termasuk juga dalam hal kebersihannya. Jangan sampai setelah kegiatan, kawasan Cihideung yang telah ditata oleh pemerintah dengan biaya yang sangat besar, malah jadi dipenuhi oleh sampah. Kan sayang,” katanya.***