Apdesi Karangpawitan Garut akan Laporkan Orang Mengaku Wartawan yang Diduga Lakukan Pemerasan

- 4 November 2022, 20:46 WIB
Tangkap layar percakapan oknum wartawan di Garut yang diduga akan memeras lurah melalui percakapan WA.
Tangkap layar percakapan oknum wartawan di Garut yang diduga akan memeras lurah melalui percakapan WA. /kabar-priangan.com/DOK Tangkap layar/

KABAR PRIANGAN - Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kecamatan Karangpawitan yang juga Kepala Desa Situgede, Garut, Dedi Suryadi berencana untuk melaporkan seseorang yang mengaku wartawan ke polisi. Hal ini menyusul aksi pemerasan yang telah dilakukan orang tersebut terhadap dirinya.

Dikatakan Dedi, Kamis 3 November 2022 kemarin, dirinya tiba-tiba dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp dari seseorang yang mengaku wartawan sebuah media massa. Orang tersebut mengancam akan memberitakan hal yang jelek tentang Dedi di medianya. 

Namun kemudian orang tersebut mengatakan jika Dedi mau memberikan uang kepada pimpinan redaksinya, maka berita itu tidak akan jadi ditulis. Tak tanggung-tanggung, ia meminta Dedi memberikan uang sebesar Rp10 juta kepada pimpinan redaksinya.

Baca Juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika Gelar Pelatihan GTA di Diskominfo Garut

"Kemarin saya mendapatkan pesan melalui WA dari seseorang yang mengaku dari media. Ia awalnya mengancam akan membuat berita yang jelek tentang saya," ujar Dedi saat dihubungi melalui telepon, Jumat, 4 November 2022.

Namun tak lama kemudian, tutur Dedi, orang tersebut kembali menghubungi dan mengatakan agar dirinya segera menyelesaikan "urusan" dengan pimpinan redaksi jika tak ingin beritanya muncul. Dedi pun mencoba memancing dengan menanyakan apa yang harus dilakukannya agar berita itu tidak terbit. 

Kemudian orang tersebut, ungkap Dedi, memintanya agar ia memberikan sejumlah uang kepada pimpinan redaksi dengan alasan pengganti biaya penghapusan berita yang telah muncul di online. 

Baca Juga: Tim Sancang Polres Garut Bekuk Pencuri Motor Pengunjung Cafe

Selain itu, uang itu juga untuk membatalkan berita yang rencananya akan dimunculkan di media cetak dengan total sebesar Rp10 juta.

"Ini aneh sekali, di sisi lain mereka menuding saya telah melakukan pemotongan uang dana desa dari para Kades, tapi ujung-ujungnya mereka malah meminta uang dengan alasan untuk mendelete dan menutup berita.

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah