KABAR PRIANGAN – Menjelang tahun politik 2024, masyarakat termasuk mahasiswa diminta berpikir cerdas dan memiliki sikap netral dalam upaya menebar kesadaran politik yang tinggi.
Hal tersebut penting agar mereka dapat berfungsi sebagai kontrol sosial baik guna meredam merebaknya politik transaksional, politik identitas dan lainnya yang kerap terjadi.
Makanya kolaborasi antara unsur masyarakat, penyelenggara pemilu dan lainnya harus diperkuat dengan cara terus melakukan edukasi dan pencerahan tentang pentingnya kontestasi politik yang baik dan riang gembira.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024 KPU Garut Gelar Rakor Verifikasi Faktual Parpol
Hal itu diungkapkan Wakil Rektor I Unsil, Prof Dr. H. Dedi Kusmayadi pada acara Diskusi Publik bertema “Peluang, Tantangan dan Kerentanan Pemilu 2024” yang digelar di lantai II Gedung Rektorat Unsil, Rabu 9 November 2022.
Dengan kolaborasi dan partisipasi masyarakat, Dedi yakin kontestasi politik nanti tidak akan jadi petualangan Demokrasi yang menyesatkan yang hanya akan menghasilkan produk pemimpin yang tidak amanah.
"Jadi kalau Ketua Panitia bu Riska khawatir pemilu 2024 seperti petualangan tanpa peta yang berpotensi menyesatkan, mulai saat ini kita harus berupaya memberi peta yang tepat guna mendorong para petualangnnya jadi cerdas," ujar Warek Bidang Akademik itu.
Baca Juga: Mantan Perdana Menteri Selandia Baru Berikan Apresiasi Kepada LPS
Dia pun berharap agar mahasiswa tidak antipati dengan pelanggaran yang berpotensi muncul, sehingga jumlah angka pelanggaran di pemilu bisa ditekan kuantitasnya.