Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, mengapresiasi gagasan itu. "Karena mereka secara mandiri berusaha memasarkan dan ingin mengenalkan ikon Kota Tasikmalaya di tingkat internasional," kata Ivan seusai acara pelepasan rombongan peserta pameran di Bale Kota Tasikmalaya, Senin 16 Januari 2023.
Ivan mengaku selama ini Pemerintah kota Tasikmalaya juga telah berusaha mendorong payung geulis agar semakin memasyarakat.
Pihaknya sudah meminta kepada semua kantor pemerintahan, hotel, perusahaan-perusahaan agar menampilkan payung geulis sebagai pemanis interior kantor. "Sehingga siapa pun yang datang ke Tasikmalaya akan menjumpai payung geulis di mana-mana," ujarnya.
Sandi, salah seorang perajin payung geulis di Panyingkiran Kecamatan Indihiang membenarkan bahan kayu di payung geulis menjadi salah satu kendala yang dihadapi.
"Dari dulu peluang ekspor sebenarnya terbuka, tapi kendalanya memang di legalitas kayu. Penggunaan kayu di luar negeri itu diawasi ketat," kata Sandi.
Baca Juga: Dari Barongsai Ambarawa hingga Ritual Cap Go Meh, Bakal Warnai Perayaan Imlek 2023 di Ciamis
Lebih lanjut Sandi memaparkan kayu yang menjadi persoalan adalah kayu yang digunakan sebagai tumpuan atau bonggol rangka payung geulis. "Yang masalah itu bahan kayu yang di bagian atas, yang jadi tumpuan rangka. Kalau yang lainnya aman," kata Sandi.
Kayu tersebut merupakan kayu jenis Kijang Kurang, jenis kayu hutan yang agak sulit didapat. Alasan mengapa harus menggunakan jenis kayu karena alur serat kayu Kijang Kurang horizontal, tidak vertikal seperti kayu kebanyakan yang seratnya vertikal.*