Kasus Ibu Kandung Aniaya Bayi Usia 2 Tahun di Salopa Tasikmalaya, Tersangka Ternyata Kerap Pukul Anak Sambung

- 14 Februari 2023, 13:01 WIB
Terduga pelaku penganiayaan terhadap anak bayinya yang berusia dua tahun, R (25) warga Desa Mandalahayu, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Tasikmalaya, Minggu 12 Februari 2023.*
Terduga pelaku penganiayaan terhadap anak bayinya yang berusia dua tahun, R (25) warga Desa Mandalahayu, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Tasikmalaya, Minggu 12 Februari 2023.* /kabar-priangan.com/Istimewa/

KABAR PRIANGAN - Polisi akhirnya menetapkan Ri (25) sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap anak bayi sendiri yang berusia dua tahun di Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya. Ri resmi berstatus tersangka, Senin 13 Februari 2023, setelah ditangkap dan menjalani pemeriksaan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya.

Kanit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya Aiptu Josner Ali mengatakan, tersangka penganiaya bayi berusia dua tahun yang merupakan ibu kandung itu ditetapkan sebagai tersangka setelah dilakukan pemeriksaan. "Hasil keterangan tersangka, ia sering berulang kali melakukan penganiayaan terhadap anak bayinya," ujar Josner.

Untuk motif penganiayaan, kata Josner, tersangka memiliki sifat temperamen dan sering kesal ketika anak bayinya menangis. Sementara dirinya mengaku capek saat pulang berkeliling karena seharian mengamen. Faktor ekonomi juga diindikasikan melatarbelakangi perlakuan tersangka kepada sang bayi.

Baca Juga: Teganya Ibu Kandung di Salopa Tasikmalaya Aniaya Bayi Berusia 2 Tahun, Tubuh Korban Banyak Lebam dan Luka

Ri kerap mengomel hingga melampiaskan emosinya hanya gara-gara tidak memiliki uang. Saat melakukan penganiayaan, tersangka menggunakan alat yang ada di rumah seperti piring, gagang sapu, kayu bahkan pisau yang dipakai menyayat jari anaknya.

Sehingga korban pun mengalami luka lebam di badan dan bagian mukanya. "Mengenai luka-lukanya, kami sedang komunikasi dengan dokter yang melakukan visum. Nanti untuk detailnya menunggu hasil dari dokter di RSUD SMC Tasikmalaya," kata Josner.

Sementara untuk proses hukum selanjutnya, kata Josner, setelah Ri ditetapkan sebagai tersangka, pihak kepolisian akan melibatkan semua pihak pemangku kepentingan seperti UPTD PPA, KPAID, dan P2TP2A. "Kami akan duduk bersama untuk menyikapi kasus ini. Melakukan pendampingan terhadap tersangka, korban, dan keluarganya untuk mengambil langkah terbaik ke depannya," ujarnya.

Baca Juga: 17 Siswa Luka-luka, Isak Tangis Sambut Kedatangan Murid dan Guru SMPN 3 Garut yang Kecelakaan di Purworejo

Saat ini sang bayi atau korban sudah diamankan di Rumah Ramah Anak Kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya untuk penanganan terapi dan konseling guna pemulihan secara psikologis atau kesehatannya.

Dari hasil pemeriksaan, Tersangka Ri diketahui tidak hanya menganiaya anak kandungnya yang baru berumur dua tahun. Dia juga ternyata kerap menganiaya putri sambung dari pernikahannya dengan Deni (39), ABCD (bukan inisial sebenarnya, Red).

Korban yang berusia 13 tahun sempat beberapa kali dipukul dan dicekik Ri. Penyebabnya hal sepele, mulai pekerjaan rumah hingga sempat akan memotret baju adiknya yang penuh darah usai dianiaya pelaku. "Saya pernah ditampar dan terakhir dicekik saat ketahuan memotret baju si adek (bayi) yang banyak darah saat malam jumat kemarin. Untung ada bapak di rumah, jadi enggak berlanjut (penganiayaannya)," ujar ABCD di Mapolres Tasikmalaya.

Baca Juga: Mahfud MD Komentari Video Sopir Fortuner Rusak Brio di Senopati Jakarta: Seperti Film Gangster

Sementara itu di mata tetangga, Ri (25) dikenal sosok yang jarang bergaul dengan tetangga. Dia kerap keluar rumah untuk bekerja sebagai pengamen dan jarang bersosialisasi. Kondisi ekonomi keluarganya juga tergolong kurang baik.

"Dia jarang gaul dengan tetangga, jadi hanya selintas- selintas aja. Tapi memang masuk keluarga kurang mampu. Ini putri sambungnya saja sudah putus sekolah," kata Rina, salah seorang tetangga Ri.

Di tempat terpisah, KPAID Kabupaten Tasikmalaya memastikan selain mengurusi bayi korban penganiayaan, pihaknya akan turut memulihkan psikologis ABCD.  "Jadi ada lagi yang harus diselamatkan, putri sambung pelaku yang juga sempat beberapa kali dianiaya oleh pelaku," ujar Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.***

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah