Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak Unit Pengelola Bendungan (UPB) Jatigede, surutnya air Waduk Jatigede mengikuti Pola Operasi Waduk (POW) dan Rencana Tahunan Operasi Waduk (RTOW) dimana POW dan RTOW ini dipengaruhi oleh musim dan prediksi hujan.
Baca Juga: Ingin Mengunjungi Museum Prabu Geusan Ulun yang Ada di Sumedang? Begini Cara Reservasinya
Kepala UPB Jatigede, Yuyu Wahyudin menyebutkan, kondisi surutnya air Waduk Jatigede dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan musim Tanam III (MT III) di Daerah Irigasi Rentang seluas 87 ribu hektare.
Yuyu memaparkan, debit air yang dikeluarkan atau Q-Outflow dari bendungan berkisar 49,75 meter kubik per detik. Sedangkan suplai air yang masuk atau Q-Inflow ke waduk sekitar 32,73 meter kubik per detik.
Suplai air ke waduk hanya diperoleh dari Sungai Cimanuk.
Baca Juga: Pemkab Sumedang Gelar Operasi Pasar untuk Mengendalikan Tingginya Harga Beras
"Dengan demikian debit air banyak yang dikeluarkan daripada debit air yang masuk (ke waduk)," ujar Yuyu kepada kabar-priangan.com.
Ia membeberkan, per 12 Oktober 2023, tinggi muka air waduk (MAW) ada di posisi 241.57 mdpl.
Yuyu juga mengungkapkan, untuk volume tampungan normal air Waduk Jatigede sebanyak 980.757.217 meter kubik. Namun saat ini tampungan air waduk hanya sebanyak 397.668.417 meter kubik atau 40,55 persen dari tampungan air norma.
Baca Juga: Aliansi Buruh Audensi dengan Disnakertrans Sumedang, Bahas Soal Kenaikan Upah