Network
KABAR PRIANGAN - Meski kualitas tembakau Sumedang terbilang bagus. Tapi komoditas tembakau Sumedang ternyata belum bisa masuk sebagai bahan baku produksi rokok raksasa di Indonesia. Pasalnya kandungan nikotin dan taroksinnya atau kandungan tar terlalu tinggi.
Demikian diakui, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Sumedang, Sajidin baru-baru ini di ajang Festival Tembakau.
Menyikapi hal itu, Sajidin menyatakan, pihaknya bersama para petani, pelaku produksi tembakau berusaha menurunkan kadar nikotin dan tar pada tanaman tembakau yang ditanam di Sumedang.
Baca Juga: Tidak Hanya di Sumedang, Ini 7 Rekomendasi Martabak Lezat di Garut yang Rasanya Bikin Nagih
"Kita harus akui tembakau Sumedang secara spek (kadar nikotin dan tar) itu terlalu tinggi. Karena tinggi sehingga belum bisa masuk ke industri rokok nasional," ujar Sajidin.
"Untuk itu kami bersama stake holder lainnya sedang melakukan penelitian untuk berupaya bisa menekan kadar nikotin dan tar. Seperti meneliti apa yang sekiranya bisa dievaluasi," katanya.
Sajidin menggambarkan batas minimal kadar kandungan nikotin dan taroksin pada batang rokok yang beredar di wilayah Indonesia tidak boleh melebihi kadar kandungan nikotin 1,5 mg dan kadar kandungan tar 20 mg.
Baca Juga: 10 Wisata Kuliner di Sumedang yang Murah dan Hits: Ayam Geprek Bakar, Rasa Pedasnya Bikin Nagih!
Pemkab Sumedang, kata Sajidin serius dan fokus dalam pengembangan komoditas tembakau.
Dari komoditas tembakau memberikan devisa atau pendapatan yang signifikan bagi PAD Kabupaten Sumedang.
