5 Fakta Gempa Sumedang Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami

- 11 Januari 2024, 18:58 WIB
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengupas tuntas Gempa Sumedang
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengupas tuntas Gempa Sumedang /Dok. ANTARA /

KABAR PRIANGAN - Berbagai asumsi menguak tentang Gempa di Sumedang yang terjadi pada Minggu, 31 Desember 2023 berkekuatan Magnitudo 4,8 .

Namun secara resmi, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, Daryono menyebutkan 5 fakta gempa di Sumedang setelah dilakukan penelitian mendalam.

Berikut fakta-fakta tersebut:

1. Gempa Sumedang merupakan gempa kerak dangkal yang dipicu sesar aktif dan seluruh pelepasan energinya terkonsentrasi ada wilayah lokal sehingga dengan kedalam dangkal, episenter yang terletak pada zona tanah lunak akan memicu resonansi peluang gempa sehingga gempa kerak dangkal akan mematikan.

Sebagai contoh Gempa Cianjur 2022 menyebabkan 600 orang meninggal dunia, Gempa Yogyakarta 2006 menyebabkan lebih dari 6000 orang meninggal dunia, di Luar Negeri yaitu Gempa Turki 2023 menyebabkan lebih dari 17 ribu orang, Gempa susulan Cina 2008 menyebabkan lebih dari 70 ribu orang.

Baca Juga: BMKG: Gempa di Sumedang Merupakan Pengulangan dari Tahun 1955

2. Gempa Sumedang sebenarnya terjadi pada zona kegempaan rendah.

Dalam peta seismisitas Jawa Barat tampak Kota Sumedang tidak terdapat kluster seismitas mencolok seperti lazimnya jalur sesar aktif. Gempa Sumedang mirip dengan Gempa di Laut Flores Tahun 2022 Magnitudo 7,4, dan Gempa Probolinggo Magnitudo 4,1 Tahun 2022.

3. Gempa Sumedang memiliki magnitudo kecil tapi merusak.

BMKG mencatat sejumlah gempa kerak dangkal tapi merusak yaitu Gempa Madiun Magnitudo 4,2 Tahun 2014, Gempa Pangalengan Magnitudo 4,2 Tahun 2016, Gempa Garut Magnitudo 3,7 Tahun 2017, Gempa Banjarnegara Magnitudo 4,4 Tahun 2018, Gempa Lebak Magnitudo 4,4 Tahun 2018 dan Gempa Kuningan-Brebes Magnitudo 4,2 Tahun 2020.

4. Gempa Sumedang diduga merupakan pengulangan gempa pengulangan Tahun 1955.

Dalam seismologi, terdapat konsep return period yaitu yang memungkinkan gempa akan terulang kembali di tempat yang kita anggap aman karena ketidaktahuan sejarah gempa.

Baca Juga: Gempa Kembali Guncang Kota Tahu Malam Ini M 2,9 SR, Tak Ujug-ujug, Inilah Cara BMKG Menamai Sesar Sumedang

5. Gempa Sumedang dipicu aktivitas sesar aktif yang tidak terpetakan.

Gempa ini mirip Gempa Solok 2019, Gempa Ambon 2019, Gempa Sulawesi Tengah 2021, dan Gempa Cianjur 2022.

6. Gempa Sumedang memiliki human interest dan pertanyaan publik terkait nama sesar penyebab gempa.

Data BMKG menunjukkan kluster seismisitas bahwa sesar melalui Kota Sumedang. Ini mirip dengan kota-kota yang dilalui jalur sesar sepert Kota Palu dengan sesar Palu, Kota Sorong dengan sesar Sorong, dan Sesar Semarang dimana nama sesar merujuk nama kota yang dilaluinya.***

Editor: Dede Nurhidayat


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah