KABAR PRIANGAN - Selama musim lebaran 1445 H, produksi sampah di Kota Tasikmalaya meningkat 30 persen dibanding hari-hari biasa.
Peningkatan produksi sampah selama musim Lebaran tersebut dipicu bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat selama musim Lebaran.
Akibatnya hingga H+6 lebaran 1445 H, tumpukan sampah masih terlihat di sejumlah titik dan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara yang menyebabkan bau menyengat dan banyak dikeluhkan masyarakat.
Baca Juga: Papan Nama Masjid Agung Kota Tasikmalaya Pakai Logo Perbankan Menuai Kontra
Ari Lenong (47), ketua RT 03/06 Sukagalih Kelurahan Talagasari Kota Tasikmalaya menyayangkan keterlambatan pengangkutan sampah sehingga sampah yang ada di TPS di lingkungan ke-rt-annya menggunung dan menyebarkan bau busuk.
"Kalau ga salah sejak kebaran baru ada satu kali pengangkutan. Namun karena yang buang sampah kesini dari mana-mana, mengakibatkan sambah cepat banyak dan cepat menggunung," ujar Ari.
Baca Juga: Mantan Birokrat dan Pengusaha Ambil Formulir Pendaftaran di Partai Demokrat Kota Tasikmalaya
Sejak Awal Ramadan
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana, ST MP, mengatakan, kenaikan tonase sampah saat musim Lebaran, sudah biasa terjadi setiap tahunnya bahkan terjadi sejak awal Ramadan tiba.
"Ya kondisi itu lumrah terjadi di bulan Ramadan khususnya pada musim Lebaran, itu tiap tahun terjadi," kata Feri, Rabu, 17 April 2024.
Jika diklasifikasikan lanjut Feri sampah plastik kemasan makanan dan minuman, masih jadi penyumbang terbesar sampah saat Lebaran. Ditambah dengan banyaknya plastik bekas kemasan baju baru seiring banyaknya masyarakat yang belanja baju baru.
"Bulan Ramadan konsumsi terhadap makanan kemasan bertamabah. Kemudian saat jelang Lebaran banyak masyarakat belanja baju baru sehingha banyak ditemui bungkus plastik pakaian di tempat-tempat sampah," ujar Feri.
Saat ini kata dia, timbunan sampah khususnya kemasan plastik banyak terlihat di berbagai lokasi, mulai dari tempat pembuangan sampah (TPS), tempat pembuangan akhir (TPA), badan air, pinggir jalan, sawah, dan lainnya.
Selain sampah plastik kata dia, kemasan saset, gelas, dan botol juga banyak ditemui disejumlah titik tempat pembuangan sampah.
"Karena ukuran kemasannya kecil membuat orang tidak merasa bersalah ketika membuangnya.
Padahal tanpa mereka sadari sampah kecil itulah yang akhirnya bertumpuk dan menjadi banyak. Alhasil, sampah plastik akan terus bertambah dari hari ke hari," jelasnya.
Feri juga menyebut, upaya yang dilakukan dalam upaya kenaikan volume sampah saat musim lebaran di Kota Tasikmalaya pihaknya tetap mempekerjakan petugas kebersihan selama momentum Lebaran termasuk pada hari H Idul Fitri.
Baca Juga: Lebaran Usai, Harga Bahan Pokok Dipasaran di Kota Tasikmalaya Mulai Berangsur Turun
"Dari H+1 Lebaran, kita sudah lembur, tapi karena volume sampah naik signivikan, armada truk kita tidak maksimal berimbas terhadap timbunan volume sampah di kota Tasikmalaya karena pengangkutan sampah memang aga tersendat," jelas Feri.
Feri juga menyebutkan, sudah dilakukan pembukaan landasan secara berkelanjutan untuk akses armada kebersihan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Kita saat ini sedang memperkuat landasan (TPA Ciangir) untuk bisa dilalui. Tumpukkan sampah kita timbun oleh bambu, oleh barangkal, agar bisa dilalui oleh armada," jelas Feri.***