Network
KABAR PRIANGAN - Dalam buku Pedoman Penemuan Dini Kanker pada Anak yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI disampaikan bahwa jenis kanker yang paling banyak diidap anak adalah Leukemia yaitu sekitar 60-70%. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta pada tahun 2018-2020 tercatat Leukemia menempati urutan pertama.
Pengenalan dini kanker darah pun menjadi faktor penting untuk memperbesar probabilita kesembuhan pada anak. Berbeda dengan umumnya kanker dewasa yang umumnya muncul karena faktor perilaku dan gaya hidup, kanker pada anak belum diketahui penyebabnya. Namun diduga merupakan interaksi dari 4 faktor, yaitu genetik, zat kimia, virus, radiasi.
Gejala kanker pada anak maupun bayi lebih sulit diketahui karena anak dan bayi belum mampu mengemukakan apa yang dirasakan, sehingga peran orangtua dan petugas kesehatan, sangat krusial untuk mengenali tanda dan gejala kanker pada anak.
Leukemia pada anak
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang. Biasanya ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi (sel blast) secara berlebihan dan menyebabkan terdesaknya sel darah yang normal yang mengakibatkan fungsinya terganggu.
Baca Juga: Leukemia Granulositik Kronik: Ini Cara Diagnosa dan Penanganan yang Sebaiknya Anda Ketahui
Dikutip dari pernyataan dokter spesialis anak di bagian Hemato Onkologi Anak, dr. Alexandra Pangarso, Sp.A, “Penyebab leukemia pada anak adalah mutasi genetik”. Berdasarkan jenis sel darah putih leukemia dibedakan menjadi jenis mieloblastik (granulositik) dan limfoblastik.
Gejala Umum yang Patut Dicermati Orangtua
Terdapat beberapa gejala yang sering ditemui pada leukemia, antara lain:
1. Demam
2. Nyeri tulang
3. Pucat
4. Lemah/lesu
5. Rewel
6. Nafsu makan menurun
7. Pendarahan/ memar
8. Pembesaran limpa dan getah bening.
Namun gejala-gejala tersebut diatas dapat pula menjadi gejala penyakit lain karena tidak cukup spesifik jika dilihat secara fisik.
Penegakan Diagnosa Leukemia pada Anak
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosa leukemia pada anak, antara lain:
1. Pemeriksaan darah lengkap
Anak dengan leukemia biasanya menunjukkan jumlah sel darah putih yang jauh melebihi batas normal, hal ini bisa jadi disertai penurunan jumlah trombosit di bawah batas normal.
2. Biopsi sumsum tulang
Pemeriksaan melalui sumsum tulang dibutuhkan untuk mengonfirmasi hasil pemeriksaan darah lengkap. Pengambilan sampel darah yang berada di sumsum tulang karena sumsum tulang adalah tempat utama pembuatan sel darah.
3. Biopsi kelenjar getah bening
Biopsi kelenjar getah bening dilakukan untuk mengetahui sebaran sel-sel kanker. Metodenya adalah dengan mengambil sampel jaringan kelenjar getah bening.
4. Tes lumbal pungsi
Tes lumbal pungsi bertujuan untuk memeriksa penyebaran sel kanker leukemia dalam cairan serebrospinal (cairan bening yang mengalir di dalam dan sekitar otak serta sumsum tulang belakang).
5. Tes pemindaian
Tes pemindaian dengan rontgen, CT Scan, USG, dan MRI diperlukan untuk melihat gambaran tulang dan organ tubuh tertentu secara lebih jelas, terutama untuk mengetahui adakah pembesaran organ.
6. Tes faktor prognosis lain
Tes-tes ini dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap mengenai leukemia yang dialami anak, misalnya, sitogenik adalah tes genetik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya mutasi gen pada pasien anak. Tes BCR-ABL, yaitu pemeriksaan molekular untuk mengetahui adanya translokasi kromosom 9 dan kromosom 22.
Untuk memberikan pemahaman akan leukemia pada anak dalam rangka Childhood Cancer Awareness Month, RS Dharmais menyelenggarakan penyuluhan live melalui instagram @rskankerdharmais berjudul “Pengenalan Dini Kanker Darah Pada Anak” yang akan diselenggarakan pada Selasa, 26 September 2023 pukul 13.00-14.00 WIB.
Penyelenggaraan ini juga merupakan upaya penemuan dini kanker darah (leukemia) pada anak dengan harapan pengobatan akan lebih ringan dan berlangsung lebih singkat serta tingkat kesembuhan yang lebih besar.***
