KABAR PRIANGAN - Dalam budaya Tionghoa, berbagi angpao dan menyiapkan suguhan makanan yang hidup di darat dan air merupakan salah satu tradisi yang sangat dihormati.
Angpao, yang merupakan amplop merah berisi uang, diberikan kepada anak-anak, orang muda yang belum menikah, serta orang tua sebagai simbol kepedulian dan kebahagiaan di hari Imlek.
Hal itu dikatakan koh Cong-Cong (74) warga Kota Tasikmalaya turunan etnis Tionghoa yang tinggal di Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
Baca Juga: Nian Gao, Kue Tahun Baru Imlek Pembawa Keberuntungan, Ini Arti, Sejarah, dan Resepnya!
Ia menceritakan makna dan filosofi tradisi bagi-bagi angpao dan kue keranjang di perayaan Imlek.
Menurut dia, tradisi ini menurutnya tidak hanya merupakan bentuk material dari pemberian, tetapi juga mengandung nilai-nilai sosial dan kebersamaan yang mendalam.
"Tradisi ngasih angpao diberikan pada anak-anak atau anak muda yang belum menikah atau belum bekerja sebagai simbol berbagi kepedulian dan kebahagiaan di hari Imlek, dari orang dewasa yang sudah mapan kepada saudara dan kerabat," ujar Tjong Hoa.
Kue yang memiliki tekstur kenyal dan rasa manis ini tidak hanya sekadar camilan, tetapi juga mengandung makna simbolis bagi masyarakat Tionghoa.
Menurut dia kue keranjang merupakan simbol dari tali persaudaraan. Bahannya yang terbuat dari beras ketan yang memiliki sifat lengket melambangkan hubungan yang erat dan abadi antara sesama.