Ini Dia Widiyanti, Alumni Faperta Unsoed yang Temukan Karat Merah Algae di Sentra Duku Cililitan Ciamis

19 Desember 2023, 18:04 WIB
Widiyanti, petugas POPT Jawa Barat. Menemukan ada permasalahan pada pohon-pohon duku di Dusun Cililitan Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis pada tahun 2019.*/Kabar-Priangan.com/Dok. POPT Ciamis /

KABAR PRIANGAN - Widiyanti, SP, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) menemukan ada permasalahan pada pohon-pohon duku di Dusun Cililitan Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Jawa Barat pada tahun 2019. Sebagai petugas yang tugasnya memang melakukan pengamatan terhadap Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) dirinya penasaran melihat warna dan bentuk lembaran-lembaran daun duku yang tidak biasa serta menyerang sentra duku di Ciamis itu.

Ia kemudian membawa ke laboratorium tempatnya bekerja untuk diteliti. Widiyanti juga melaporkan kepada instansi tempatnya bekerja tentang adanya penyakit Karat Merah Algae ini di Kecamatan Cijeungjing. Hingga akhirnya ditemukan cara untuk menangani penyakit tersebut yakni dengan bubur bordeaux. Sempat dilakukan penanganan, namun penanganan secara massal baru dilakukan sepekan lalu dan kini mulai membuahkan hasil dengan berkurangnya penyakit tersebut.

Baca Juga: Widiyanti, Temukan Adanya Penyakit Karat Merah Algae di Sentra Duku Cililitan Ciamis dan Penanganannya

Kehidupan Widiyanti sendiri sangat erat dengan petani. Maklum selain disiplin ilmunya sebagai sarjana pertanian, ia pun menyukai bidang agrikultur.

Widiyanti awalnya ditempatkan oleh pemerintah pusat di Kabupaten Ciamis pada tahun 2013 sebagai honorer atau Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu (THL TB). Ia ditugaskan pertama kali menjadi POPT di Kecamatan Purwadadi tahun 2013-2014, lalu Kecamatan Cijeungjing (2015-2022), dan Kecamatan Ciamis (2023).

POPT berada di bawah Dinas Pertanian Provinsi dan ada UPTD yang di dalamnya terdapat bidang pengendalian, sehingga POPT merupakan pegawai yang ada di bawah naungan UPTD tersebut.
Adapun dengan Dinas Pertanian di kabupaten merupakan jalur koordinasi.

Widiyanti, petugas POPT Jabar alumnus Faperta Unsoed Purwokerto Angkatan 2004. Menyukai penelitian bidang pertanian.*/Kabar-Priangan.com/Dok. POPT Ciamis

Selain bertugas ke lapangan di wilayah Ciamis, Widi --sapaannya-- juga harus bolak-balik ke Kota Tasikmalaya. Soalnya ia mesti intens berhubungan dengan Satpel BPTPH Wilayah V Tasikmalaya yang berlokasi di Kecamatan Cihideung, depan Mapolsek Cihideung.

Baca Juga: Masih Musim Hujan Tapi Cuaca Panas Dirasakan Warga di Sejumlah Daerah, Begini Penjelasan BMKG

Widi sendiri berasal dari Jawa Tengah, tepatnya Blok Pasar Murya RT 04 RW 07 Desa Alasmalang Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas. Ia menjalani pendidikan atas dan perguruan tinggi di Kota Purwokerto, sehingga di kota mendoan itu harus kos. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Jenderal Soedirman Purwokerto, ia melanjutkan ke Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Widi menyebutkan, cita-cita awalnya bekerja di laboratorium pengamatan hama dan penyakit tumbuhan. Karena itu, saat masuk Faperta Unsoed tahun 2004 di kampus yang berlokasi di Karangwangkal, Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara itu dirinya selalu ikut kegiatan pengamatan. Bahkan menjadi pengurus di Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan.

Meskipun orangtuanya, Sudarto dan Ny Sutini, bukan berprofesi murni petani, Widi sangat menyukai pertanian. Tak heran, ketika menjadi POPT turun ke lapangan dan menemukan hal-hal aneh atau perlu diobservasi, langsung dibawa ke laboratorium dan diamati.

Baca Juga: Hadapi Piala Asia 2024, Ini Daftar 29 Pemain Timnas Indonesia yang Dipanggil PSSI TC di Turki, 2 dari Persib

Jurusan pendidikan yang ia tempuh memang bergelut dengan pengamatan dan penelitian yang kemudian harus bisa menentukan langkah apa untuk pengendaliannya. "Ya karena saya penasaran sehingga harus tahu apa penyebabnya dan bagaimana solusi pemecahan masalahnya untuk diaplikasikan di lapangan," ujar perempuan berusia 37 tahun tersebut kepada Kabar-Priangan.com/Surat Kabar Harian "Kabar Priangan", Jumat 15 Desember 2023.

Aktif di Menwa Kalayudha Unsoed

Adapun sikap disiplin dan menyukai lapangan pada diri Widi, diantaranya tertanam karena saat di Unsoed ia masuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 904/Kalayudha. Ia masuk UKM semimiliter di kampus tersebut dengan mengikuti kegiatan secara penuh sejak 2005. "Sampai sekarang tetap menwa, ya kan belum purnabakti karena enggak ada SK pensiunnya he he. Pengangkatannya bercucuran keringat dan air mata untuk dapat NIK (Nomor Induk Keanggotaan), pensiun entah kapan, he he," tutur Widi bercanda.

Petugas POPT Ciamis, Widianti, SP, melakukan pengamatan dengan mikroskop terhadap organisme penganggu tumbuhan (OPT) tanaman duku cililitan di Kabupaten Ciamis.*/Kabar-Priangan.com/Dok. POPT Ciamis

Ia juga pernah masuk Unit Penerbitan Mahasiswa (UMP) Majalah Agrica Faperta Unsoed. "Tapi hanya empat bulan, he he. Baru cium aroma asapnya saja enggak tahu apa yang dimasak," ujar anak pertama dari tiga bersaudara alumni SMP Salafiyah Kemranjen Banyumas itu.

Akan Pindah ke Bali

Namun, Widi tak akan lama lagi berada di Ciamis. Setelah menjadi tenaga honorer selama 10 tahun yang ditempatkan di wilayah Tatar Galuh, tahun ini ia diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan ditugaskan oleh pemerintah pusat menjadi POPT di Provinsi Bali. "Alhamdulillah saya lolos ASN tahun ini dan penempatan di Denpasar," ujarnya seraya menyebutkan kemungkinan Februari 2024 ia sudah harus bertugas di Bali.

Baca Juga: Membuat Es Krim di Rumah Hanya dengan 3 Bahan Tanpa Mixer Semudah Menyeduh Minuman Instan Dijamin Ketagihan

Tentunya, tugas di Pulau Dewata menjadi lebih jauh dari daerah asalnya di Banyumas yang cukup ditempuh sekira tiga jam dari Ciamis. Namun Widi menyadari hal itu merupakan konsekuensi pekerjaan. Apalagi untuk diangkat menjadi ASN ia telah menunggu selama satu dasawarsa. "Doakan saja kepindahan saya lancar. Pasti ada penggantinya, Insya Allah lebih baik, masih muda dan bersemangat," kata istri dari Mardi Achmad, SH, yang telah dikaruniai tiga anak yaitu Hesell, Helwa, dan Hessa itu.

Sejumlah petugas Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT) Jawa Barat dari Wilayah Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar saat akan melakukan gerakan pengendalian penyakit karat merah algae di Dusun Cililitan Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing baru-baru ini.*/Kabar-Priangan.com/Dok. POPT Ciamis

Setelah nanti bertugas di Bali, Widi mengatakan sangat ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan S2. Apalagi ia dulu bercita-cita menempuh S2 dan S3 di Jerman. "Sangat amat ingin sekali ya S2 dan S3, tapi entahlah saya belum bisa ungkapkan itu sekarang, berjalan saja, dan Lillahi Ta'ala," ucapnya.

Widi juga mengatakan tak akan melupakan Ciamis. "Tentu saja saya tak akan melupakan Ciamis. Banyak potensi yang bisa diteliti di Ciamis," ujar Widi yang berdomisili di Perumahan Griya Amarta
Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing tersebut.

Bagi Widi, Ciamis merupakan guru terbaik dan tempat dirinya tumbuh dewasa. Ia menyebut Ciamis sebagai Kawah Candradimuka baginya di dunia kerja. Dari anak ingusan yang tahunya hanya teori, akhirnya merasakan dunia nyata sehingga harus berpikir keras dimana kadang teori tidak sama dengan kenyataan yang ada di masyarakat. "Tapi tetap harus berdiri tegap untuk siap sedia menyelesaikan persoalan, tetap dengan referensi atau literatur yang akurat," ujar perempuan yang punya hobi kegiatan outdoor seperti kemah, naik gunung, dan menikmati alam itu.***

 

 

 

 

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler