Menghidupkan Nasionalisme Melalui Singing Contest Lagu Perjuangan

- 27 Oktober 2021, 19:30 WIB
KETUA Komunitas MTB yang terdiri dari berbagi latar belakang menggelar konferensi Pers terkait rencana acara Singing Contest lagu perjuangan *
KETUA Komunitas MTB yang terdiri dari berbagi latar belakang menggelar konferensi Pers terkait rencana acara Singing Contest lagu perjuangan * /kabar-priangan.com/Irman Sukmana/

KABAR PRIANGAN - Menyambut peringatan Hari Pahlawan, jajaran pengurus Komunitas Mari Tasik Bersatu (MTB) mengaku prihatin dengan karakter sebagian generasi muda yang acapkali melupakan nilai-nilai perjuangan bangsa itu.

Pengetahuan, pemaknaan atau penjiwaan terhadap lagu perjuangan misalnya, nyatanya masih jauh dari harapan.

Padahal sejatinya isi maupun dari lagu-lagu perjuangan tersebut sejatinya menjadi pembakar Semangat nasionalisme, ada hikmah, pesan, dan amanat kebangsaan yang tidak bisa diwakili oleh lagu-lagu kekinian yang banyak digandtungi kaula muda zaman now.

Memang bukan semata kesalahan para generasi mudanya, peran orangtua, instansi pemerintah dan stakehokder lain juga boleh jadi kurang memperkenalkan atau mengingatkannya.

Baca Juga: Pemkot Tasik Mulai Bahas Usulan Program Jumat Nyantri, GMNU : Tak Sekedar Pernik Tapi Tiru Prilaku Santri

"Nah terkait keprihatinan itu, MTB mencoba menggugah lewat singing contest lagu perjuangan, " ungkap Ketua MTB, Jhoni Rockman saat menggelar konferensi Pers terkait rencana singing Contest Lagu Perjuangan di Saung Genah jalan Wiratanuningrat, Rabu, 27 Oktober 2021.

Pihaknya berharap lewat lagu perjuangan, para peserta yang terdiri dari kategori pelajar SMP, SMA, perguruan tinggi dan umum bisa memaknai isi dan pesan yang terkandung dalam lagu yang dibawakan untuk kemudian diimpelementasikan pada kehidupan sehari-hari.

"Kami yakin dalam untaian kata pada setiap lagu perjuangan terkandung nilai-nilai nasionslisme, semangat, patriotisme dan sejarah yang baik serta sangat penting untuk diketahui, " ujar Andi Ibo, Ketua Pelaksana Singing Contest menambahkan.

Terlebih, even seperti itu sudah jarang digelar. Padahal di tahun 1980-1990-an, lomba lagu perjuangan tergolong ekslusif dan jadi bidikan untuk diikuti. Selain bisa mengasah kemampuan olah vokal, peserta juga juga bisa
mengingat dan meneladani perjuangan para pahlawan.

Baca Juga: Festival Kopi Sumedang Berakhir, Transaksi Pembelian Tunai Selama Festival Capai Rp78 Juta

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x