Usai Periksa 7 Saksi dalam Kasus Tewasnya Santri Gontor, Polisi Kantongi Identitas Terduga Pelaku Penganiayaan

7 September 2022, 09:16 WIB
Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo. Polisi saat telah memeriksa 7 saksi dan mengantongi identitas terduga pelaku penganiayaan hingga tewasnya seorang santri di Pondok Modern Gontor.* /Instagram @polres_ponorogo/

KABAR PRIANGAN – Pihak Polres Ponorogo telah memeriksa 7 saksi untuk dimintai keterangannya dalam kasus tewasnya santri Pesantren Modern Darussalam Gontor Gontor akibat dugaan penganiayaan.

Ke 7 saksi yang diperiksa oleh penyidik Polres Ponorogo tersebut terdiri dari dua santri, dua dokter, dan tiga ustadz (guru ngaji) Ponpes Gontor 1.

Dari hasil pemeriksaan terhadap 7 saksi ini, polisi kemudian telah mengantongi identitas dua orang santri terduga pelaku penganiayaan.

Baca Juga: Kronologis Santri Ponpes Gontor Meninggal Dunia Akibat Kekerasan, Orangtua Korban Adukan kepada Hotman Paris

Kendati demikian, dalam kasus ini polisi belum menetapkan tersangka.

Dikutip kabar-priangan dari PMJNews.com, Polres Ponorogo menerangkan, jumlah santri korban dugaan penganiayaan di lingkungan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo ada tiga orang.

Jadi, total seluruh korban penganiayaan ada tiga orang yakni AM dan dua santri lain yang luka.

Baca Juga: Jadwal Laga Pekan ke 9 BRI Liga 1 2022/2023: Ada Big Match Arema FC vs Persib dan PSM vs Persebaya di Indosiar

"Total ada tiga santri termasuk korban AM. Namun yang dua santri luka-luka," terang Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono kepada awak media di Ponorogo, Selasa, 7 September 2022.

Terkait dugaan kekerasan fisik dan penganiayaan tersebut, polisi masih terus melakukan penyelidikan dan telah memeriksa tujuh orang saksi.

Para pelaku yang sudah diperiksa terdiri dari dua santri, dua dokter, dan tiga ustadz (guru ngaji) Ponpes Gontor 1.

Baca Juga: Hari Ini, Presiden Jokowi Lantik Azwar Anas sebagai MenPAN RB Gantikan Tjahjo Kumolo. Simak Track Recordnya

Dua saksi yang diperiksa ini adalah ke dua korban penganiayaan.

Adapun kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan seorang santri berinisial AM (17) meninggal dunia tersebut ditindaklanjuti Polres Ponorogo usai menerima pengaduan dari pihak Ponpes Modern Darussalam Gontor yang diwakili salah satu ustadznya.

Santri pesantren Gontor asal Palembang itu dikabarkan meninggal pada Senin, 22 Agustus 2022 pasca mengikuti kegiatan perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Orang tua korban, Soimah, mengaku menerima kabar duka kematian anaknya secara tiba-tiba dari pengasuh Gontor yang menyebutkan anaknya meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022 pukul 10.20 WIB.

Baca Juga: LIVE Dangdut Academy 5 Fifty-Fifty Malam Ini di Indosiar. Simak Jadwal Acara Indosiar Rabu 7 September 2022

Akan tetapi yang menjadikan keluarga bertanya-tanya yaitu mengenai surat keterangan kematian yang menyatakan bahwa sang anak meninggal pukul 06.45.

“Ada apa! Rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami,” kata Soimah, Senin, 5 September 2022.

Seteleh mendengar kabar buruk itu, Soimah mengaku syok dan tidak bisa berpikir apa-apa dan hanya menunggu kedatangan anak sulungnya ke Palembang meskipun hanya tinggal mayat.

Baca Juga: Siaran Langsung Liga Champions PSG vs Juventus di SCTV. Ini Jadwal Acara SCTV Rabu 7 September 2022

“Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang,  23 Agustus 2022 yang diantar oleh pihak Gontor dipimpin ustad Agus, itu pun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu hanya sebagai perwakilan,” tuturnya.

Menurut penuturan kronologi kejadian yang disampaikan perwakilan Gontor, Almarhum dikabarkan terjatuh akibat kelelahan selepas mengikuti agenda Perkajum, terlebih dia dipercaya menjadi ketua dalam acara tersebut.

“Mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya,” ucapnya.

Baca Juga: KPU Garut Temukan 83 Anggota Parpol Ganda

Namun, perasaan legowo Soimah dan keluarga sirna Ketika mereka melihat kondisi mayat anaknya saat membuka kain kafan.

“Banyak laporan-laporan dari wali santri lainnya bahwa kronologi tidak demikian, kami pihak keluarga meminta agar mayat dibuka,” kata dia.

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Rabu 7 September 2022: Tonton Dahsyatnya 2022, Ikatan Cinta dan Preman Pensiun S6

Mengetahui kondisi jenazah anaknya tidak seperti terjatuh, Soimah dan keluarga lantas mengaku geram karena informasi yang disampaikan perwakilan pihak Gontor  berbeda dengan kenyataan yang diterima.

Dia lantas menghubungi pihak forensik dan rumah sakit untuk melakukan autopsi dan kedua pihak tersebut mengaku siap melakukan proses tersebut.

“Namun, setelah didesak, pihak dari Gontor yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa anak saya meninggal akibat terjadi kekerasan,” ucap Soimah, dikutip  dari akun Instagram pribadinya, @soimah_didi, Selasa, 6 September 2022.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler