Demo Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM dan Solusi Alternatif Partai Buruh Atas Kenaikan BBM

- 5 September 2022, 06:57 WIB
Presiden Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal akan menggelar aksi demo di Gedung DPR pada Selasa, 6 September 2022.*
Presiden Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal akan menggelar aksi demo di Gedung DPR pada Selasa, 6 September 2022.* /ANTARA/

KABAR PRIANGAN - Serikat buruh akan menggelar aksi demon besar-besaran untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Aksi demonstrasi akan digelar pada selasa, pada 6 September 2022 yang akan dipusatkan di depan Gedung DPR.

Buruh meminta Pimpinan DPR memanggil Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, dan para menteri terkait untuk membahas kebijakan kenaikan harga BBM.

Baca Juga: Aksi Demo Tolak Kenaikan BBM oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Akan Boyong 2.000 Kader

Dikutip kabar-priangan dari Antara, melalui pernyataan tertulisnya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan bahwa apabila aksi 6 September tidak mendapatkan hasil, maka akan menggerakkan aksi buruh lanjutan dengan mengusung isu tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah tahun 2023 sebesar 10 persen sampai 13 persen.

Atas kenaikan harga BBM ini, Said Iqbal yang mewakili kalangan buruh memberikan usulan tiga solusi dengan tujuan untuk mengurangi konstraksi ekonomi masyarakat.

Solusi pertama yaitu mengatur penggunaan BBM sesuai tahun pembuatan mobil.

Baca Juga: Dangdut Academy 5 Fifty-Fifty Tayang Malam Ini di Indosiar. Simak Jadwal Acara Indosiar Senin 5 September 2022

Said menjelaskan sebagai contoh yakni kendaraan yang boleh menggunakan BBM bersubsidi salah satunya mobil pribadi keluaran tahun 2005 ke bawah.

Menurut Said, mayoritas pemilik mobil keluaran tahun 2005 ke bawah merupakan kalangan berpenghasilan menengah ke bawah, sedangkan pemilik mobil keluaran terbaru dianggap mampu membeli BBM.

Solusi kedua, Said berharap pemerintah secara transparan menunjukkan biaya produksi BBM sehingga masyarakat bisa memprediksi kenaikan harga BBM sesuai pendapatan mereka.

Baca Juga: Ini Dia Daftar Topskorer BRI Liga 1 2022/2023. Salib Lulinha, David da Silva Tempel Matheus Pato

Selanjutnya, Said juga mengharapkan pemerintah dapat menaikkan upah yang layak bagi pekerja terlebih dahulu sebelum memutuskan kenaikan BBM agar masyarakat tak keberatan dengan keputusan kenaikan BBM.

Solusi ketiga, Said juga berharap pemerintah bisa menyiapkan energi alternatif lain sebagai pengganti BBM dengan harga terjangkau.

"Mempersiapkan energi alternatif yang lebih murah, sehingga masyarakat mempunyai pilihan sehingga harga BBM akan turun," katanya.

Baca Juga: Persib Masuk 10 Besar Klasemen Sementara BRI Liga 1 2022/2023 Usai  Taklukan RANS Nusantara 2-1

Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah telah memberikan keputusan untuk menaikkan harga BBM baik BBM subsidi dan non-subsidi pada Sabtu kemarin, 3 September 2022.

Harga Pertalite yang sebelumnya Rp7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter, solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Kenaikan ini merupakan yang kedua kalinya bagi BBM non-subsidi Pertamax dalam rentang waktu enam bulan terakhir. Pada April lalu, pemerintah menaikkan harga Pertamax dari Rp 9 ribu menjadi Rp 12.500.

Baca Juga: Nyambi Jualan Miras, Sebuah Bengkel Motor di Kota Tasikmalaya Digerebek Polisi. Pemiliknya Berhasil Kabur

Sebagai kompensasi, pemerintah bakal memberikan BLT sebesar Rp600 ribu untuk enam bulan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu.

Selain itu, Presiden Jokowi juga bakal menyalurkan bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp 600 ribu untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan. ***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah