Pengembangan ideologi komunisme yang dilakukan oleh PKI menimbulkan kecurigaan dari kelompok anti-komunis, sehingga mempertinggi persaingan di tingkat elit politik nasional.
Baca Juga: Cara Cek Bansos Kemensos 2022 Lewat cekbansos.kemensos.go.id untuk BLT BBM, PKH, dan BPNT
Kecurigaan tersebut semakin terbuka dengan munculnya desas-desus di masyarakat menyangkut kesehatan Presiden Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat.
Pada puncak kecurigaan tersebut, Komandan Batalyon I Kawal Resimen Cakrabirawa, Letnan Kolonel Untung sebagai pasukan khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan untuk melakukan aksi bersenjata di Jakarta.
Pasukan tersebut bergerak meninggalkan Lubang Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tengah malam, pergantian hari Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober 1965.
Kudeta yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari diubah menjadi gerakan 30 September.
Mereka kemudian menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat.
Enam Jenderal yang diculik dan gugur dalam peristiwa G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Selain itu ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas Tendean dan pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit Tubun ikut menjadi korban.