2.Intensifikasi seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan, serta meningkatkan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
3.Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di sekitarnya.
4.Terpantaunya beberapa aktivitas gelombang atmosfer, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur.
Baca Juga: Kaum Disabilitas di Sumedang Didorong Mampu Berwirausaha Secara Mandiri
“Dari 4 fenomena yang terjadi bersamaan itu, maka BMKG melakukan prakiraan berbasis dampak, dan dari prakiraan itu terdeteksi adanya potensi untuk siaga,” jelas Dwikorita.
Siaga terjadinya cuaca ekstrim pada periode tanggal 21-23 Desember 2022 yaitu di 12 provinsi yaitu:
1.Sebagian wilayah Aceh
2.Sebagian wilayah Sumatera Utara
3.Sebagian wilayah Riau
4.Sebagian wilayah Jawa Barat