Risiko Zoonosis Ancam Kesehatan Konsumen, Akibat Standar Kesejahteraan Hewan yang Rendah

- 16 Juli 2023, 19:24 WIB
Memperingati Hari Zoonosis Sedunia, 16 Juli 2023. Semua pihak harus bersama-sama mengantisipasi penularan dan infeksi penyakit zoonosis.*
Memperingati Hari Zoonosis Sedunia, 16 Juli 2023. Semua pihak harus bersama-sama mengantisipasi penularan dan infeksi penyakit zoonosis.* /Antara/

KABAR PRIANGAN - Hubungan antara standar kesejahteraan hewan ternak yang rendah dengan peningkatan risiko zoonosis selama ini menjadi ancaman kesehatan konsumen. Apalagi zoonosis --yang dikenal sebagai penyakit menular dari hewan ke manusia-- merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat global. Penyakit-penyakit seperti flu burung, virus Nipah, SARS-CoV-2 (penyebab Covid 19), dan banyak lainnya telah menunjukkan potensi yang mengerikan untuk menyebar dari hewan ke manusia.

Hal itu pun tak luput dari kekhawatiran Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Seperti disampaikan dalam media briefing memperingati Hari Zoonosis Sedunia pada 6 Juli, di Jakarta, Minggu 16 Juli 2023. Acara ini mengundang Konsultan Pakar dan Assesor Bidang Kesejahteraan Hewan, Drh RD Wiwiek Bagja, sebagai narasumber utama.

Menurut Sekretaris YLKI Sri Wahyuni, standar kesejahteraan hewan ternak yang rendah, termasuk praktik-praktik intensif dan pencegahan yang tidak memadai terhadap penyakit, dapat memberikan lingkungan yang ideal bagi perkembangan dan penyebaran penyakit zoonosis.
Karena itulah YLKI mendesak agar perhatian diberikan terhadap kesejahteraan hewan ternak sebagai upaya yang krusial dalam mencegah zoonosis.

Baca Juga: Megahnya Menara Kujang Sapasang di Jatigede Sumedang yang Jadi Ikon Wisata Nasional, Ada Apa Saja?

“Zoonosis akan memengaruhi sistem pangan kita yang sudah rentan, hampir 80 persen asupan protein berasal dari hewan. Karena itu kita harus mendorong upaya penerapan standar kesejahteraan hewan yang tinggi untuk dapat mencegah timbulnya zoonosis tersebut,” ujar Sri dalam siaran pers lembaga tersebut.

Sementara itu Wiwik menyebutkan, kesejahteraan hewan ternak yang buruk dapat menciptakan lingkungan yang rentan terhadap penyakit menular. "Praktik-praktik intensif, penggunaan antibiotik secara berlebihan, dan kondisi hidup yang tidak memadai pada hewan ternak dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan mutasi yang berbahaya yang menimbulkan potensi bencana baru yaitu Bakteri Kebal Antibiotik,” katanya.

Untuk mengatasi risiko zoonosis, YLKI pun menekankan pentingnya penerapan standar kesejahteraan hewan ternak yang tinggi termasuk yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 tentang Kesehatan Veteriner dan Kesejahteraan Hewan. Langkah-langkah yang dianjurkan termasuk:
1. Meningkatkan persyaratan kandang dan kondisi hidup hewan ternak,
2. Membatasi penggunaan antibiotik pada hewan ternak dan mengadopsi praktik pengobatan yang bertanggung jawab,
3. Memastikan kebersihan dan keamanan dalam rantai pasokan pangan, termasuk pengolahan yang tepat dan pemantauan penyakit yang efektif
4. Mendorong praktik peternakan berkelanjutan yang mempromosikan keseimbangan ekologi dan kesehatan hewan ternak.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x