Sejumlah atlet NPCI Kabupaten Tasikmalaya yang ada, ujar Ivan, saat ini banyak yang memasuki usia senja, sehingga sudah saatnya melakukan regenerasi.
"Dulu para atlet difabel masih tergabung dalam KONI, sehingga ajang Peparkab juga pernah dua kali digelar bersamaan dengan Porkab," kata Ivan.
"Nah, setelah difabel punya wadah sendiri yakni NPCI sejak 2015, kegiatan peparkab belum pernah digelar lagi dan baru akan digelar secara mandiri dengan bendera NPCI pada 2022," ujar Ivan.
Terkait hal itu ia meminta pemerintah daerah termasuk setiap kecamatan turut berperan aktif menginventarisasi atlet baik untuk cabor para badminton, para tenis meja, catur, renang dan atletik.
Lima cabor itu jadi pilihan karena fasilitas yang tersedia untuk menyelenggarakan cabor di luar yang lima itu tidak tersedia.
"Pendaftaran sudah dimulai dan setiap kecamatan bisa berkonsultasi dengan pengurus NPCI untuk mendaftarkan atletnya. Gratis kok, tak ada biaya administrasinya," ujar atlet yang sempat menggondol medali pada Asian Para Games tersebut.
Pengurus NPCI Kabupaten Tasikmalalaya Ukun Rukaendi menambahkan, pihaknya berharap pemerintah daerah turut "ngeprakkeun" para camat dan stakeholder lain untuk menyukseskan rencana tersebut. Dari sisi anggaran pun Pemkab Tasikmalaya diharapkan memberi dukungan.
"Kami harap pemerintah bisa mendukung dan yang lebih penting memberi izin untuk rencana tersebut. Kalau ada bantuan dana tentu kami akan sangat senang dan terbantu, tetapi kalau tidak ada pun, agenda ini akan diusahakan tetap jalan sepanjang diizinkan," ujar Ukun.