Sensasi Memetik Buah dari Pohonnya Langsung Diminati Warga Tasikmalaya, 14 Ton Melon Ludes dalam Empat Hari!

19 Februari 2023, 22:43 WIB
Pengunjung memetik sendiri buah melon yang akan dibelinya di kebun melon Agro Digital Tasikmalaya di Jalan Leuwidahu Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Minggu 19 Februari 2023.* /Kabar-Priangan.com/Arief Farihan Kamil /

KABAR PRIANGAN - Suasana salah satu areal di kawasan Jalan Leuwidahu Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya pada Minggu 19 Februari 2023 siang itu terasa meriah. Di sekitar kawasan yang tak jauh dari Masjid Ibadurrahman tersebut sejumlah pedagang berbagai jenis barang dan makanan berjejer dengan stand masing-masing. Di belakang masjid, lahan yang awalnya pesawahan kini menjadi kebun tanaman melon.

Berdekatan dengan rel kereta api terpampang tulisan besar jenis kapital dengan warna mencolok, Agro Digital Tasikmalaya. Belasan pengunjung antre di depan meja kasir yang berada di dekat pintu masuk areal kebun tersebut. Mereka ada yang membeli melon setelah memetik langsung dari pohonnya, sebagian lagi memilih membeli melon yang banyak tersimpan di keranjang plastik.

Sudah empat hari di lokasi tersebut dijual buah melon, tepatnya sejak Kamis 16 Februari 2023. Pengunjungnya selalu banyak. Selain dari Kota Tasikmalaya juga daerah tetangga misalnya Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar. Sejumlah pengunjung sengaja datang selain ingin melihat pemandangan kebun melon dan melihat wujud buah melon di pohonnya, juga ingin merasakan sensasi memetik melon sendiri dari pohonnya langsung ditambah dengan berswafoto atau selfie ria.

Baca Juga: 4 Tempat Wisata Unik dan Instagramable di Tasikmalaya dan Paling Hits di Tahun 2023, Ada Kebun Melon Estetik!

"Selama ini kan kalau membeli melon tinggal ngilo di swalayan, pasar tradisional, atau pedagang buah pinggir jalan. Tapi ini kan asyik membeli dengan memetik dari pohonnya langsung lalu ditimbang dan dibawa ke rumah," kata Ny Yani (45), warga Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, yang datang ke lokasi itu bersama keluarganya.

Menurut Owner Agro Digital Tasikmalaya, Ohan Abdul Kohar, ada 9.000 pohon melon yang ditanam di lahan seluas 0,5 hektare atau sekira 350 bata tersebut. Melon yang ditanam sejak tiga bulan lalu itu jenis Alina. "Saat ini usia tanam sudah tiga bulan karena tanaman melon kan dari
penanaman hingga dipanen membutuhkan waktu tiga bulan," ujar Ohan kepada kabar-priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan saat ditemui di lokasi.

Petani menunjukkan buah melon yang baru dipetik.*/kabar-priangan.com/Arief FK

Ohan menyebutkan, pihaknya menanam melon jenis Alina karena jenis melon dalam negeri itulah yang selama ini disukai warga Tasikmalaya dan sekitarnya. "Orang Tasikmalaya sukanya melon yang manis, lembut, dan wangi. Jadi kalau melonnya nyakrek, dianggap bukan melon," ujar Ohan.

Baca Juga: Lilis Nina Hasdianah, Kisah Guru Asal Ciamis Sejak Bekasi Masih Tanah Merah Sampai Jadi Kota Metropolis

Ditambahkannya, pada masa panen perdana itu hasilnya memuaskan, semua pohon bagus. Pihaknya mengawal terus setiap pohon dari mulai penanaman. "Kami teliti sejak awal, saat memasuki pertumbuhannya juga. Misalnya ketika usia pohon satu minggu ukuran daunnya harus berapa, nutrisinya apa, penyakitnya apa, cara penanganannnya bagaimana," kata Ohan, warga Kecamatan Kawalu yang berasal dari Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis itu.

Ohan juga menyebutkan, selama ini ada anggapan menanam melon di Kota Tasikmalaya tidak bagus karena daerah ini ketinggannya di atas 400 Mdpl. Apalagi musim hujan seperti sekarang. Ia juga menceritakan kedatangan akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Pengunjung memilih buah melon.*/Kabar-Priangan.com/Arief FK

"Kemarin ada profesor dari IPB datang ke sini katanya kok melon saat musim hujan di Tasikmalaya bisa jadi. Itu menarik bagi beliau makanya beliau datang ke sini. Ieu mah lokasina geus saluhureun 400 MdPl, cuacana oge usum hujan, tapi ning bisa galede jeung alus," ujar Ohan menirukan pertanyaan akademisi tersebut.

Baca Juga: Job Fair di Garut Buka 2.700 Lowongan Kerja dari 32 Perusahaan

"Saurna timana resepna, ya kata saya yang penting uji coba. Jangan gampang menyerah, terus melakukan uji coba," tutur Ohan menambahkan.

Disampaikannya, teknis yang ia pakai yakni satu pohon melon hanya dibuat untuk satu buah. Hal itu supaya hasilnya maksimal dan nutrisi terfokus ke satu buah itu. Satu buah melon di kebunnya rata-rata mempunyai berat 2 kg dengan diameter sekira 15-20 cm. Melon dibanderol seharga Rp15.000 per Kg.

Membayar di kasir buah melon yang baru dipetik.*/Kabar-Priangan.com/Arief FK

Kini setelah berlangsung empat hari hingga Minggu 19 Februari 2023, kunjungan pembelian melon pun ditutup. Soalnya, kata Ohan, buah melon yang tersedia sudah habis dan sebelumnya pun telah diperkirakan hanya cukup untuk waktu empat hari. Saat diwawancara pada siang hari itu, sekira 85 persen melon di kebun tersebut sudah terjual sehingga hanya tersisa 15 persen lagi. Sedangkan pengunjung masih berdatangan.

Baca Juga: Viral! Ini Lirik Lagu Ikan Dalam Kolam, Berirama Dangdut yang Lagi Hits dan Trending di YouTube Music

Ditanya berapa banyak hasil panen melon selama empat hari panen perdana, Ohan menyebutkan sekira 14 ton. Namun ia hanya tersenyum ketika ditanya berapa omsetnya. "Ya, Insya Allah, lumayanlah, he he," ujarnya.

Hal yang jelas, sambung Ohan, antusias warga Kota Tasikmalaya mengunjungi lokasi tersebut sangat tinggi. Menurutnya, ternyata warga datang bukan karena sangat membutuhkan melon tapi yang paling penting adalah memetik langsung buahnya. "Selama ini kan melon di pasar tradisional dan modern juga banyak dijual. Tapi ternyata antusias warga datang langsung ke sini (kebun) sangat tinggi lantaran di sini bisa merasakan sensasi memetik sendiri dan bisa selfie-selfie juga," ujarnya.

"Jadi di sini menjual kebahagiaan, konsumen senang dibahagiakan, senang diunggah ke medsos atau status masing-masing. Kami juga senang bisa membuat pengunjung bahagia," tutur Ohan.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler